Bisnis.com, JAKARTA - Merasa kesulitan dalam mendapatkan sumber daya manusia yang mumpuni dan profesional, membuat PT Barito Pacific Tbk. menyadari betul pentingnya keberadaan training center sebagai tempat pelatihan dan pembelajaran untuk mengembangkan potensi dan keahlian SDM.
Presiden Direktur PT Barito Pacific Tbk. Agus Salim Pangestu mengatakan untuk menopang perkembangan bisnis perusahaan yang semakin membesar setiap tahunnya, diperlukan adanya sumber daya manusia yang memadai.
“Ke depannya, kita mau bikin training center untuk SDM kita. Jadi mereka sebelum naik pangkat, harus masuk training program dulu.” ujarnya kepada Bisnis.
Agus menuturkan, pihaknya tidak segan-segan untuk meniru atau belajar dari perusahaan-perusahaan yang lebih berpengalaman dalam pengembangan SDM melalui keberadaan training center, seperti Siam Cement Group (SCG) atau Michelin untuk program training center.
Menurutnya, keberadaan training center pada kedua perusahaan tersebut dinilai efektif untuk mencetak tenaga-tenaga terampil yang ahli di bidangnya.
“Kalau lihat di SCG, sekolahnya awalnya cuma satu gedung, sekarang luas sekolahnya sudah hampir 6 hektare, tetapi tenaga ahli mereka itu sudah langsung siap untuk menjalankan sebuah project,” paparnya.
Selain bakal menyediakan training center, Barito Pacific juga mengirim sejumlah karyawannya untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Barito Pacific, jelasnya, berkomitmen untuk memperbesar jumlah karyawan yang bakal dikirim untuk belajar ke luar negeri.
Sebagai holding dari beberapa anak usaha yang menjalankan berbagai lini bisnis seperti kehutanan, petrokimia, properti, perkebunan dan energi terbarukan, dia mengakui bahwa kebutuhan SDM memang sangat besar.
Dia mengklaim, hingga 5 tahun ke depan, perusahaan masih membutuhkan sekitar 1.000 hingga 1.500 pegawai baik untuk dipekerjakan di lapangan, ataupun di kantor.
Untuk memenuhi kebutuhan SDM. Salah satu strategi yang dilakukan Barito Pacific dan anak-anak usahanya ialah dengan menjalin kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di dalam negeri.
“Menurut saya masing-masing [anak usaha] punya hubungan yang baik dengan sejumlah perguruan tinggi seperti UGM, ITB, UI, dan Trisakti. Jadi sifatnya masih ambil dari perguruan tinggi, kemudian diberi training,” paparnya.