Bisnis.com, JAKARTA - Kemampuan untuk menjangkau konsumsi yang berasal dari transaksi daring ditengarai sebagai salah satu penyebab rendahnya konsumsi rumah tangga pada tahun lalu.
Direktur Perencanaan Kependudukan dan Perlindungan Sosial Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Maliki mengatakan, saat ini pemerintah, termasuk Badan Pusat Satistik (BPS) sedang berusaha menjangkau transaksi yang sifatnya konsumsi lewat transaksi daring.
"Konsumsi lewat daring ini yang belum, padahal banyak misalnya di media sosial, yang melakukan transaksi tetapi memang belum dijangkau," kata Maliki kepada Bisnis, Rabu (21/3/2018).
Berdasarkan kajian Kementerian Keuangan, nilai perdagangan via daring, khususnya perdagangan daring atau e-commerce di Indonesia saat ini nomor 6 di kawasan Asia Pasifik. Meski demikian, jika menggunakan format Business to Consumer (B2C) tingkat pertumbuhan penjualan daring di Indonesia berada di peringkat pertama dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 22%,
"Kalau dengan media sosial, ini artinya sebenarnya potensi [konsumsi] tidak dilaporkan dan tidak terjangkau." jelasnya.
Maliki menjelaskan, selain masalah pertumbuhan perdagangan daring, pemerintan tetap optimistis tahun ini konsumsi rumah tangga akan kembali membaik. Apalagi tahun ini, pemerintah secara agresif menggenjot belanja sosial melalui penyaluran bantuan sosial atau program lain dari pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan.
"Saya kira dengan adanya bantuan sosial, termasuk adanya bantuan pangan nontunai, cukup bagus supaya mereka tetap bisa belanja," jelasnya,