Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi di Alat Kesehatan Melejit Lima Kali Lipat Jadi Rp4,7 Triliun

Investasi industri alat kesehatan dalam negeri meningkat pesat seiring dengan kenaikan kebutuhan.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek memberikan keterangan kepada wartawan pada pembukaan workshop Peningkatan Kemanfaatan Alat Kesehatan Dalam Negeri di Jakarta, Senin (19/3/2018)./JIBI-Annisa Sulistyo Rini
Menteri Kesehatan Nila Moeloek memberikan keterangan kepada wartawan pada pembukaan workshop Peningkatan Kemanfaatan Alat Kesehatan Dalam Negeri di Jakarta, Senin (19/3/2018)./JIBI-Annisa Sulistyo Rini

Bisnis.com, JAKARTA—Investasi industri alat kesehatan dalam negeri meningkat pesat seiring dengan kenaikan kebutuhan.

Maura Linda Sitanggang, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, mengatakan selama periode 2016-2017, investasi di sektor alat kesehatan tumbuh lima kali lipat dari Rp700 miliar menjadi sekitar Rp4,7 triliun.

"Peningkatan investasi salah satunya karena faktor penggunaan dalam negeri, ada e-katalog yang mengharuskan penggunaan produk lokal. Ada juga Inpres No 6/2016 yang memerintahkan 12 kementerian dan lembaga untuk mengurus industri alat kesehatan," ujarnya di sela-sela workshop Peningkatan Kemanfaatan Alat Kesehatan Dalam Negeri di Jakarta, Senin (19/3/2018).

Menurutnya, peningkatan investasi pada industri alat kesehatan dilakukan oleh berbagai perusahaan, baik lokal, campuran, maupun asing dengan pembangunan pabrik baru dan peningkatan kapasitas pabrik yang telah ada. Linda menyebutkan investasi pabrik baru misalnya pabrik sten jantung di Tangerang senilai Rp91,5 miliar dan benang bedah di Cikarang dengan nilai investasi US$1,2 juta.

Ke depan, Kemenkes mengarahkan investasi di industri alat kesehatan untuk menghasilkan produk menengah ke atas. Hal ini bertujuan meningkatkan pangsa pasar secara nilai produk alat kesehatan lokal terhadap impor, yang saat ini sebesar 10% dibandingkan dengan 90%.

Kemenkes juga terus mendorong harmonisasi industri dengan lembaga penelitian. Keberadaan lembaga riset dan pendidikan tinggi di Indonesia juga diharapkan bertambah banyak untuk menjadi sumber riset-riset inovatif baru di bidang alat kesehatan.

"Tahun ini investasi kami enggak mau turun, inginnya naik terus lima kali lipat seperti kemarin," ujarnya.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek menuturkan untuk menarik lebih banyak investor, terutama investor asing yang memiliki teknologi tinggi, pemerintah telah memberikan kelonggaran terkait porsi kepemilikan perusahaan.

"Ada aturan investasi asing boleh berapa persen, untuk alat kesehatan teknologi tinggi dan bahan baku obat boleh 100%. Kalau ada yang mau bikin pabrik CT scan silakan saja," katanya.

Sebelumnya, Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) menilai industri alat kesehatan Tanah Air masih berpotensi menarik investasi baru.
Ahyahudin Sodri, Manajer Eksekutif Aspaki, mengatakan hal tersebut disebabkan porsi secara value produk alat kesehatan dalam negeri masih rendah dibandingkan produk impor, yaitu sebesar 8%. 

"Karena share masih kecil, maka masih menarik [untuk investasi baru]. Apalagi, pemerintah lagi menggenjot produk-produk dalam negeri," ujarnya.

Kendati potensi industri alat kesehatan masih terbuka, investor masih ragu karena tantangan dan risikonya masih besar. Ahyahudin menyebutkan industri alat kesehatan nasional belum matang dan masih perlu banyak dukungan dari pemerintah. 

Untuk bisa meyakinkan investor untuk menanamkan modal di industri ini, dia menuturkan pemerintah harus memberikan insentif seperti kemudahan impor bahan baku dan insentif dari sisi pajak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper