Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian membidik ekspor produk kerajinan naik 5% hingga akhir 2018, demikian disampaikan Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih.
"Mungkin 5% ya tahun ini," ujar Gati pada Jumat (16/3/2018) ketika ditanyakan prospek kenaikan ekspor kerajinan.
Optimisme tersebut dikarenakan Program e-Smart IKM yang digagas Kemenperin sudah mulai berjalan, di mana beberapa usaha IKM telah memasarkan produk unggulannya melalui internet.
Gati menambahkan untuk mencapai target itu, perlu pasokan bahan baku yang aman. "Misalnya, kayu gelondongan jangan diekspor, karena itu merupakan bahan baku kerajinan kayu," ujarnya.
Nilai ekspor sektor kerajinan meningkat 3,8% pada 2017 yakni sebesar US$776 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$747 juta.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pun mengemukakan hal senada. "Sektor kerajinan terus menunjukkan kinerja positif. Batik mampu menyumbang nilai ekspor hingga US$58 juta pada 2017," kata Menperin.
Untuk terus meningkatkan kinerja ekspor, lanjut Airlangga, harus didukung dengan program pembinaan yang tepat, terlebih dunia tengah memasuki revolusi industri ke empat.
"Penerapan Industry 4.0 dapat meningkatkan produktivitas, penyerapan tenaga kerja dan perluasan pasar bagi industri,” ujar Airlangga.
Menperin menambahkan salah satu strategi Indonesia dalam menghadapi Industry 4.0 yaitu dengan mengembangkan IKM.