Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) bersama dengan AirNav Indonesia telah menerbitkan pemberitahuan kepada maskapai dan bandara di seluruh dunia terkait dengan penghentian operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Yanus Suprayogi mengaku telah menerbitkan pemberitahuan kepada maskapai dan bandara di seluruh dunia melalui Notice to Airman (Notam) nomor A0117/1.
Untuk mengatur jadwal penerbangan yang akan datang dan berangkat dari Bali, pihak Angkasa Pura I akan bekerja sama dengan Airnav Indonesia Cabang Denpasar
“Rencana penutupan bandara ini sudah diketahui semua pelaku penerbangan di dunia, kami juga sudah berkoordinasi dengan seluruh maskapai penerbangan. Mereka sudah menyesuaikan dan mengatur jadwalnya dengan periode penutupan bandara,” kata Yanus dalam siaran pers, Kamis (15/3/2018).
Dikatakan, pihak bandara akan tetap melayani penerbangan yang bersifat darurat kendati mengalami penutupan. Terdapat 368 personel yang siaga di bandara guna mengantisipasi adanya permohonan emergency landing, technical landing atau medical evacuation.
"Kami juga didukung oleh Airnav, Imigrasi, Bea Cukai, KKP, TNI AU Ngurah Rai, Polsek Kawasan Udara Ngurah Rai, pihak maskapai, ground handling, dan pecalang,” ujarnya.
Baca Juga
Berdasarkan data penerbangan berjadwal, Garuda Indonesia (GA897) dari Guangzhou-China dan GA7049 dari Lombok menjadi penerbangan pertama yang mendarat pasca penutupan. Sedangkan Indonesia AirAsia (QZ550) tujuan Kuala Lumpur dan Garuda Indonesia (GA401) tujuan Jakarta-Cengkareng direncanakan menjadi penerbangan pertama yang bertolak dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Sedikitnya 482 penerbangan tidak beroperasi pada saat Nyepi yang terdiri dari 244 penerbangan domestik dan 238 penerbangan internasional. Rute terbanyak tujuan Jakarta, Kuala Lumpur, Singapura, Perth dan Surabaya.