Bisnis.com, JAKARTA -- Nilai impor Indonesia pada Februari 2018 mengalami penurunan 7,16% menjadi US$14,21 miliar dibandingkan realisasi Januari 2018 yang sebesar US$15,13 miliar.
Namun, impor bulan lalu masih jauh lebih besar dibandingkan Februari 2017. Impor Februari 2018 melonjak 25,18% secara year-on-year (yoy) dari tahun sebelumnya yang sekitar US$11,35 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam periode Januari-Februari 2018 terjadi peningkatan hingga 26,58% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$23,32 miliar menjadi US$29,52 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan impor naik secara tahunan karena didorong kenaikan impor barang konsumsi.
"Impor beras naik. Yang kedua, adalah jeruk mandarin berasal dari Pakistan. Itu yang menyebabkan kenaikan," paparnya dalam konferensi pers, Kamis (15/3/2018).
Jika dilihat secara bulanan, impor barang konsumsi meningkat 1,36% dan impor bahan baku/penolong menyusut 7,74%. Sementara itu, impor barang modal terpangkas 9,19%.
Namun, jika dilihat secara tahunan, impor konsumsi melonjak 55,32%, impor bahan baku/penolong tumbuh 20,75%, dan impor barang modal naik 32,23%.