Bisnis.com, JAKARTA -- Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor pertumbuhan industri makanan di China.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Marketing dan Komunikasi SIAL China Kate Ba pada konferensi pers pameran SIAL China 2018, di Jakarta, Selasa (13/3/2018).
"Dulu di China, jika kita mau mempromosikan produk kita, kita harus menaruh iklan di televisi, majalah, atau koran. Tetapi, dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan startup kini, mereka sudah mulai mengurangi iklan di tiga media besar tersebut. Mereka lebih banyak beriklan di digital," jelasnya.
Hal ini tidak lepas dari peran generasi milenial. Menurut Ba, sebanyak 71,5% generasi muda Negeri Panda menggunakan media online untuk mencari tahu keunggulan produk yang dicari.
"Jadi, kalau dulu ke toko dan yang ada malah membeli lebih hal-hal yang di luar kebutuhan, sekarang tinggal cari produknya di online, lalu lihat review-nya. Ke toko sudah tahu apa yang mau dibeli. Dengan adanya aplikasi belanja online yang sudah marak, kita bisa langsung dapat memesannya, jadi sangat memudahkan," tambahnya.
Hal tersebut juga berlaku bagi industri makanan, Ba memberi contoh dengan menggunakan aplikasi yang tersedia membuat pengiriman makanan yang diinginkan lebih cepat sampai, sehingga tidak perlu lagi mengantre lama di restoran.
Dalam kesempatan itu, dia juga mengajak pelaku industri makanan Indonesia untuk ikut serta dalam pameran produk makanan terbesar keempat di dunia tersebut. SIAL China 2018 adalah pameran yang menampilkan produk makanan, minuman, bakery, hospitality, bahan makanan, herbal, waralaba, buah, dan produk pertanian.
Tahun ini, pameran yang diselenggarakan di Shanghai, China itu akan diikuti oleh 3.400 peserta dari puluhan negara. Untuk pelaku industri makanan Indonesia yang tertarik, tinggal mendaftar di laman resmi SIAL China 2018 dan mengirimkan contoh produk yang dijual.