Bisnis.com, JAKARTA— Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhie S. Lukman mengatakan, Indonesia harus bisa memanfatkan kebijakan perdagangan Amerika Serikat untuk merekatkan hubungan dagang dengan China.
“Harus saling menguntungkan, karena dengan sifat Amerika yang proteksionis, mereka [China] mau masuk ke sini, dan untuk itu kita minta imbalan untuk bisa mengisi pasar di sana,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (13/3/2018).
Menurutnya, sejumlah produk makanan dan minuman asal Indonesia yang laris di pasar China antara lain biskuit, kerupuk udang, hingga permen. Sementara beberapa produk yang potensial untuk dikembangkan antara lain kopi dan teh. Untuk produk minuman, dia mengaku produk asal Tanah Air masih kalah saing dengan produk lokal asal China.
Dia menjelaskan, tantangan bagi industri makanan dan minuman untuk memasuki pasar China cukup beragam. Selain dari segi daya saing produk, juga dalam hal memahami regulasi negara terkait mengenai kebijakan impor makanan/minuman.
“Perusahaan Indonesia cukup gencar untuk promosi dan masuk pasar ke sana karena memang potensinya besar. Untuk bea masuk tidak ada masalah, kadang-kadang ada peraturan tentang label, dan standard makanan [menjadi tantangan], tetapi itu minor,” ujarnya.
Dia pun meminta pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Repubik Indonesia yang berada di China untuk memfasilitasi para pelaku industri guna menjajaki peluang kerja sama dengan pebisnis setempat. Selain itu, penyelenggaraan pameran produk makanan dan minuman asal Indonesia di negeri tirai bambu tersebut dinilai dapat menjadi sarana promosi yang cukup efektif.