Langkah Besar Chandra Asri dalam Merebut Peluang Menjanjikan

Jumlah penduduk Indonesia yang menca- pai 250 juta jiwa menjadi pangsa pasar yang menjanjikan untuk mendorong pertumbuhan industri petrokimia, karena kebutuhan produk plastik, tekstil, kosmetika, hingga farmasi akan terus meningkat.

Jumlah penduduk Indonesia yang menca- pai 250 juta jiwa menjadi pangsa pasar yang menjanjikan untuk mendorong pertumbuhan industri petrokimia, karena kebutuhan produk plastik, tekstil, kosmetika, hingga farmasi akan terus meningkat.

Sebagai perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (CAP) lebih cepat menangkap peluang terse- but. Selama ini, CAP merupakan satu-satunya produsen yang mengoperasikan crac er dan merupakan produsen tunggal dalam negeri yang memproduksi etilena, styrene monomer, dan butadiena.

Langkah besar tentu harus sejalan dengan besarnya peluang yang akan ditangkap. Tak ayal, CAP telah menyiapkan pembangunan crac er guna menambah kapasitas produk- si. Tidak tanggung-tanggung, biaya investasi yang akan digelontorkan mencapai US$6 miliar.

Vice President Corporate Relations CAP Suhat Miyarso mengungkapkan, berbagai persiapan telah dilakukan untuk merealisasikan pemba- ngunan crac er yang akan memproses nafta menjadi etilena.

Dia menuturkan, proses yang sedang dilakukan saat ini telah memasuki tahap studi kela- yakan. “Sekarang tahap penyiapan lahan dan menyusun master plan, [ditargetkan] selesai 2022,” kata Suhat kepada Bisnis.

Target itu sempat direvisi dari perkiraan awal bahwa proses pembangunan dapat dirampung- kan pada 2021. Dari perkiraan biaya investasi sebesar US$6 miliar, pada tahap awal perusa- haan akan menggelontorkan investasi US$1,95 miliar.

Dengan direalisasikannya pembangunan cracer maka kapasitas produksi yang semula hanya 860.000 ton per tahun, diharapkan bisa mencapai 1 juta ton per tahun. Sejalan dengan peningkatan produktivitas, kinerja keuangan perusahaan diharapkan bisa terus bertumbuh positif.

Kinerja keuangan yang positif sebenarnya sudah dicatatkan perusahaan dengan kode emiten TPIA tersebut. Pada 9 bulan pertama 2017, pendapatan bersih perusahaan  tercatat naik 28,6% menjadi US$1,8 miliar. Meningkat- nya pendapatan didorong oleh kenaikan volume penjualan dari tingkat utilisasi pabrik yang lebih  tinggi.

Sudah pasti, investasi besar-besaran tidak hanya dapat menggenjot kinerja perusahaan, tetapi diharapkan juga dapat lebih mendo- rong daya saing Indonesia di sektor petrokimia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : MediaDigital
Editor : MediaDigital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper