Bisnis.com, JAKARTA-- Para pelajar Indonesia yang menempuh studi di Jepang diharapkan dapat menjadi jembatan bagi peningkatan hubungan bilateral antar Indonesia-Jepang.
Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii saat memberikan pembekalan keberangkatan bagi 41 orang penerima beasiswa Jepang di Kedutaan Besar Jepang, Senin (12/3/2018).
"Hubungan diplomatik Indonesia-Jepang tahun ini memasuki usia ke 60, kerja bersama maju bersama. Semoga perwakilan Indonesia menjadi motivasi untuk semakin merekatkan hubungan bilateral ini, " ujarnya.
Menurutnya, saat ini ada banyak warga negara Indonesia (WNI) penerima beasiswa Jepang yang aktif di berbagai bidang, baik di bidang akademis, maupun profesional, yang terus terlibat dalam program kerja sama antar dua negara.
Dubes Ishii pun mengarahkan para penerima beasiswa untuk beradaptasi terhadap perbedaan budaya yang ada di negeri Sakura tersebut. Menurutnya, proses adaptasi terhadap perbedaan budaya di masa muda akan bermanfaat di masa mendatang.
"Selama kuliah di Jepang, bertemanlah dengan banyak orang. Dan ajarkanlah mengenai Indonesia kepada mereka. Kunjungilah berbagai tempat, dan ketika kembali ke Indonesia bagikanlah pengalaman tersebut pada teman-teman, " ujarnya.
Yamaguchi Keiichi Atase Bidang Pendidikan, mengemukakan bahwa setiap tahunnya pemerintah Jepang mengalokasikan anggaran hingga 20 miliar yen untuk memberikan beasiswa Monbukagakusho beragam jenjang mulai D2 hingga S3 untuk mahasiswa di seluruh dunia.
Pihaknya mengaku tidak menerapkan sistem kuota tertentu. Menurutnya, setiap siswa yang dinyatakan lolos akan diberangkatkan untuk menempuh studi di Jepang.
"Setiap tahunnya kami juga termasuk banyak menyeleksi aplikasi dari Indonesia, " ujarnya.
Dia menjelaskan, beasiswa Monbukagakusho telah rutin diberikan setiap tahun oleh Pemerintah Jepang sejak 1952. Selain pemberian beasiswa, pihaknya juga mengaku banyak menjalin kerja sama di bidang pendidikan, antara lain dengan program double degree dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, subsidi dana pendidikan, hingga pertukaran pelajar.
Adapun di antara 41 penerima beasiswa Monbukagakusho, Ivana Tanzil merupakan salah satunya. Perempuan belia berusia 20 tahun itu menjadi penerima beasiswa S1 untuk jurusan arsitektur di Osaka University.
Dalam sambutannya, Ivana mengaku mimpi untuk meraih pendidikan yang lebih baik adalah faktor yang membuatnya berjuang meraih beasiswa ini.
"Pertamanya lihat di koran ada informasi beasiswa, lalu diajak teman. Daftarnya sekitar April-Mei tahun lalu, " ujarnya.
Sebelum dinyatakan berhak menerima beasiswa, dia mengaku harus menempuh sejumlah proses seleksi, mulai dari seleksi berkas, seleksi tertulis, hingga proses wawancara. Hasil dari seleksi itu pun masih harus melalui proses seleksi internasional bersama para pendaftar dari seluruh dunia.
Kini, Ivana dapat tersenyum lebar mengingat mimpinya untuk studi di negeri Sakura tinggal selangkah lagi. Berkat beasiswa Konbukagakusho, dia akan menghabiskan total lima tahun belajar di Jepang, di mana setahun pertama mempelajari Bahasa Jepang, dan empat tahun berikutnya belajar arsitektur.