Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Kalla: Menteri Pertanian Enggak Pernah Ngantor, Tapi...

Banyak tantangan ketahanan pangan yang dihadapi Indonesia, seperti berkurangnya lahan pertanian dan pertambahan penduduk.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan pada pembukaan Jakarta Food Security Summit-4 di Jakarta, Kamis (8/3/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan pada pembukaan Jakarta Food Security Summit-4 di Jakarta, Kamis (8/3/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia bisa meniru negara lain untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Hal itu dikatakan Jusuf Kalla atau JK saat membuka acara Food Security Summit, Kamis (8/3/2018). Menurutnya, banyak tantangan ketahanan pangan yang dihadapi Indonesia, seperti berkurangnya lahan pertanian dan pertambahan penduduk.

Menurutnya, banyak negara yang berhasil meningkatkan produktivitas pertaniannya tanpa penambahan lahan. India contohnya, yang sebelumnya menjadi pengimpor gandum.

Saat ini, India malah jadi pengekspor gandum. Di sisi lain, Indonesia malah menjadi pengimpor beras.

“Jadi kita harus belajar juga banyak hal di negara lain. Ada menteri pertanian di sini yang tidak pernah berkantor tapi selalu di lapangan untuk bagaimana meningkatkan, walaupun juga masih dilema-dilema kita hadapi untuk memenuhi pangan,” ujarnya, Kamis (8/3/2018).

Oleh karena itu, tantangan Indonesia adalah mengubah sistem terkait ketahanan pangan menjadi positif. Seperti meningkatkan teknologi pangan.

“Langkah-langkah itulah yang menjadi bagian usaha kita untuk tetap menang ketahanan pangan. Tentu pertanyannya di mana batas teknologi itu. Kita masih menghitung 5,5 ton padi per hektar, di negara lain sudah bisa 8 ton per hektare. Artinya kita juga bisa [menggunakan] dengan teknologi yang sama, dengan perilaku yang sama,” tuturnya.

Dalam hal ini, kata dia, pengusaha memiliki peran penting karena hanya produksi dalam skala besar dapat meriset teknologi.

“Petani tidak mungkin membuat riset, pemerintah dan para pengusaha yang meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian untuk mengatasi persoalan ketahanan pangan. Saya yakin kita punya pusat riset apapun, ada riset padi di Subang, ada riset karet di Sumatra, riset gula di Pasuruan,” tuturnya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper