Bisnis.com, JAKARTA – Biaya logistik yang tinggi masih menjadi masalah di Indonesia. Perlu pembagian sumber daya (sharing resource) untuk menekan beban itu.
Direktur Integrasi Logistik PT Pos Indonesia (Persero) Barkah Hadimoeljono mengatakan ongkos yang tinggi tersebut membuat pertumbuhan pengiriman paket Indonesia masih kecil.
“Kita masih di bawah satu parsel perkapita dalam setahun,” ungkapnya di Jakarta pada Rabu (7/3/2018).
Dia memberikan perbandingan pergerakan barang dari Jawa ke Sumatra sebanyak 30 kontainer, sebaliknya hanya 12.
Untuk Jawa ke Indonesia bagian timur lebih timpang. Saat jalan, kapal mengangkut 20 kontainer barang, sementara sebaliknya satu kontainer saja.
Barkah menambahkan penyebab ini semua karena tidak ada sinergi antara perusahaan baik swasta ataupun pemerintah.
Padahal masing-masing perusahaan memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga bisa saling menutupi kekosongan.
Dia meyakini sharing resource ini dapat membuat biaya produksi makin efisien.
Perseroan sendiri misalnya sudah melakukan kerja sama dengan PT Telkom (Persero) memperkuat teknologi.
Posindo juga diberikan mandat melalui Perpres untuk memberdayakan warga setempat di setiap kantor cabang.
Di Papua pelatihan tersebut telah berhasil dan bisa mengirim produk khas daerah setempat ke luar pulau sehingga bisa mengisi kontainer yang kosong tersebut.
Barkah menambahkan butuh dukungan pemerintah dengan memperkuat sistem tersebut. “Kalau sudah terkoneksi, bisa luar biasa efisien.”