Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Kurangi Ketergantungan Pada Operasi Moneter Bank Sentral

Pemerintah akan fokus memperkuat arus modal masuk ke dalam negeri guna mengurangi ketergantungan pada operasi moneter bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah
Petugas memeriksa uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Petugas memeriksa uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah akan fokus memperkuat arus modal masuk ke dalam negeri guna mengurangi ketergantungan pada operasi moneter bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan pihaknya sudah mengetahui komponen apa saja yang harus menjadi fokus utama untuk memperkuat arus masuk guna menjaga nilai tukar, yakni ekspor dan investasi langsung asing.

"Jika ekspor dan FDI berkembang cepat, pertumbuhan ekonomi juga akan tinggi," kata Bambang serah terima ketua umum ISEI di Gedung Bappenas, Kamis (8/3).

Terkait dengan investasi, terutama investasi asing langsung, dia mengungkapkan Presiden Joko Widodo sudah cukup gemas. Pasalnya, semua upaya sudah dijalankan. Namun, hasilnya belum 'berlari kencang'. Menurut Bambang, hal ini ada kaitannya dengan perdagangan, di mana negara lain seperti Vietnam telah banyak melakukan perjanjian perdagangan seperti free trade agreement yang membantu mendorong investasi masuk.

Sementara itu, dia menilai penguatan ekspor akan membantu menahan tekanan dolar AS terhadap rupiah. "Bank sentral akan melakukan operasi moneternya dan operasi itu akan bergantung pada cadangan devisa, tetapi itu sifatnya operasional," kata Bambang. Oleh karena itu, pemerintah perlu memiliki upaya yang sifatnya fundamental.

Salah satu sektor yang bisa diharapkan untuk menopang rupiah adalah pariwisata. Pariwisata tidak hanya membantu menekan defisit transaksi berjalan melalui neraca jasa, tetapi juga menambah devisa negara.

"Pariwisata itu kategorinya ekspor jasa karena akan menghasilkan devisa untuk Indonesia untuk memperkuat rupiah secara

permanen," ujar Bambang. Dalam hal ini, dia mendorong pengembangan '10 Bali Baru'.

Tidak hanya 10 destinasi di luar Bali tersebut, Bambang berharap daerah lain dapat pengembangan potensi wisata. Pengembangan ini dapat dilakukan pemerintah daerah dengan mengelontorkan dana APBD atau menjalin kerja sama dengan swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper