Kabar24.com, JAKARTA – Rencana pemerintah membangun dua fasilitas pendidikan yaitu Akademi Komunitas Industri Karet di Landak, Kalimantan Barat, dan Politeknik Industri Kelapa Sawit Sei Mangkei di Sumatra Utara, tertunda.
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Perindustrian Mujiyono mengatakan penundaan tersebut terjadi lantaran belum tercapainya kesepakatan dan komitmen dari pelaku industri.
“Pembangunan politeknik dan akademi komunitas di kawasan industri harus ada komitmen dengan industrinya, karena kalau belum ada tempat praktik dan tempat kerjanya kan repot,” ujarnya di Jakarta pada Rabu (7/3/2018).
Untuk itu, tutur Mujiyono, pihaknya kemudian mengambil langkah inisiatif dengan berencana membangun politeknik industri petrokimia di Banten dan politeknik industri kelapa sawit di Riau. “Target kami setiap tahun bisa mendirikan dua politeknik.”
Pemerintah dalam beberapa tahun belakangan ini gencar membangun fasilitas pendidikan di kawasan industri (KI) dan kawasan pusat pertumbuhan industri (KPPI) sebagai bagian dari strategi pengembangan dan kebijakan sektor manufaktur nasional.
Hingga akhir 2016 telah berdiri Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Solo, Jawa Tengah dan Politeknik Industri Logam di Morowali, Sulawesi Tengah.
Pada 2017 pemerintah membangun dua pusat pendidikan serupa, yakni Politeknik Industri Furniture di Semarang, dan Akademi Komunitas Industri Logam di Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Pemerintah menargetkan dapat membangun setidaknya delapan fasilitas pendidikan di KI dan KPPI hingga 2019. Namun, Mujiyono ragu jumlah tersebut bisa tercapai mengingat alokasi waktu yang tersisa dinilai tidak mencukupi.
“Soalnya kemungkinan tidak terkejar sampai delapan. Tapi, mudah-mudahan yang Landak dan Sei Mangkei bisa tahun depan,” jelasnya.
Sebagai catatan, pembangunan politeknik dan akademi komunitas tersebut akan menerapkan kurikulum yang bersifat link and match dengan industri dan mengadopsi konsep pendidikan dual sistem dari Jerman.
Konsep pendidikan dual sistem tersebut berupa aplikasi pembagian blok waktu, yaitu dalam satu semester terdiri dari 2 bulan pematangan teori di kampus, serta 3 bulan praktik kerja di lapangan/industri.
Pembangunan pusat pendidikan tinggi di sentra KI dan KPPI ini juga membuka peluang bagi para lulusannya untuk dapat langsung bekerja pada sektor yang relevan dengan program ikatan dinas.
Pembangunan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu pokok kebijakan prioritas industri nasional melalui penguatan vokasi dengan target jumlah tenaga kerja 1 juta orang untuk periode 2017-2019.