Bisnis.com, JAKARTA – PT Kimia Farma Tbk. mengalokasikan dana sebesar Rp3,5 triliun untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan pada sepanjang tahun ini.
Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir mengungkapkan dari jumlah tersebut, 70% di antaranya diperoleh melalui mekanisme pinjaman. “Ya hitung saja [capex tahun ini] dari Rp3,5 triliun, 70% adalah hutang,” ujarnya di Jakarta, Senin (5/3/2018).
Menurut Honesti, porsi pinjaman perseroan tersebut didapatkan melalui mekanisme sindikasi perbankan yang terdiri dari Bank Mandiri, BNI serta beberapa bank swasta. Namun, dia enggan merinci kapan proses sindikasi tersebut akan dilakukan.
“Tergantung kebutuhan, seberapa cepat kami bisa mengeksekusi program, terutama yang inorganik,” imbuhnya.
Pada tahun lalu, capex Kimia Farma terserap sekitar 70% dari total anggaran yang dialokasikan. Tidak tuntasnya penyerapan anggaran tersebut, tutur Honesti, diakibatkan oleh pembangunan salah satu pabrik perseroan yang belum selesai.
Perusahaan dengan kode emiten KAEF itu juga telah melakukan penerbitan surat hutang melalui medium term note (MTN) yang dibagi kedalam 2 tahap dengan total target dana yang dibidik adalah sebesar Rp1 triliun.
Tahap pertama sendiri telah rampung pada akhir tahun lalu dan berhasil menghimpun dana sebesar Rp400 miliar. Sisanya, yaitu Rp600 miliar, akan dilangsungkan pada tahap 2 yang diharapkan bisa segera digelar dalam waktu dekat.
“Tahap 2 sedang kami proses. Inginnya kami di akhir triwulan 1, jadi triwulan 2 sudah bisa penggunaannya,” tuturnya.
Sebagai informasi, pabrikan farmasi plat merah tersebut pada sepanjang 2017 berhasil membukukan laba sebesar Rp331 miliar atau tumbuh 28% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun, total pendapatan Kimia Farma pada tahun lalu tercatat mencapai Rp6,1 triliun.
“Terget pertumbuhan revenue tahun ini 10%, dan laba tahun ini mudah-mudahan bisa tumbuh tidak jauh dari tahun lalu,” jelasnya.