Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LISTRIK TENAGA SURYA: Riset dan Pengembangan PLTS Masih Hadapi Tantangan

Riset dan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia masih menghadapi tantangan.
PLTS Morotai di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara berkapasitas 600 kiloWattpeak (kWp), merupakan PLTS terbesar di Indonesia saat ini. Dibangun di atas lahan seluas 3 hektar, pembangkit listrik tenaga surya tersebut telah resmi beroperasi sejak 13 Mei 2012 dan masih berfungsi dengan baik hingga hari ini. /Bisnis.com
PLTS Morotai di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara berkapasitas 600 kiloWattpeak (kWp), merupakan PLTS terbesar di Indonesia saat ini. Dibangun di atas lahan seluas 3 hektar, pembangkit listrik tenaga surya tersebut telah resmi beroperasi sejak 13 Mei 2012 dan masih berfungsi dengan baik hingga hari ini. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Riset dan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia masih menghadapi tantangan.

Andre Susanto, Founder PT Inovasi Dinamika Pratama, perusahaan yang juga menjadi konsultan pengembangan elektrifikasi lewat energi terbarukan, mengatakan diperlukan studi untuk visibilitas PLTS di area-area di Indonesia.

"Saatnya pemerintah membuat studi yang dekat dengan pengembang, perbankan, untuk mengembangkan visibilitas energi terbarukan di suatu daerah," katanya.

Dia mencontohkan, di luar negeri terdapat kemudahan dengan adanya indirect insentif dari sisi lahan yang sudah tersedia, koneksi ke perusahaan penyalur listrik, izin dipermudah, visibility study sudah ada, dan pajak diringankan.

"Di Indonesia, variabel-variabel itu tidak ada," ujarnya.

Misal saja dari sisi lahan untuk pengembangan PLTS, menurutnya perlu ada kerja sama dengan pemerintah daerah setempat.

Adapun saat ini, saat ini pihaknya membantu perusahaanperushaan lain sebagai konsultan untuk mengembangkan PLTS dengan melakukan survei ke daerah-daerah untuk visibility study.

Dia mengatakan tantangan yang ada kembali lagi pada pihak yang berwenang dan yang mempunya tanggung jawab untuk riset dan pengembangan merasa tidak ada dana.

"Tidak melihat itu sebagai investment," katanya

Menurutnya yang harus dikerjakan adalah industri dan universitas harus bekerja sama, jika melihat yang dikembangkan di luar negeri.

"Industri akan bayar risetnya universitas, mereka ada masalah tertentu daripada tim sendiri, ke universitas yang punya kemampuan riset untuk project bersama," jelasnya.

Dia mengatakan hingga saat ini kerja sama universitas dan industri dalam bidang energi terbarukan untuk tenaga surya ini dinilai masih belum terdengar gaungnya.

"Kami juga ingin melakukan, kerja sama dengan universitas," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper