Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Kerjakan Proyek, Waskita Akui Kurang Orang

PT Waskita Karya (Persero) tbk. mengakui lonjakan pengerjaan proyek yang digarap tidak sebanding dengan sejumlah sumber daya manusia di perseroan itu.
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk. M. Choliq/JIBI-Dwi Prasetya
Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk. M. Choliq/JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) tbk. mengakui lonjakan pengerjaan proyek yang digarap tidak sebanding dengan sejumlah sumber daya manusia di perseroan itu.

Direktur Utama PT Waskita Karya Muhammad Choliq mengatakan nilai proyek yang dikerjakan WSKT melonjak signifikan pada periode 2014-2017. Pada 2014, produksi perusahaan plat merah tersebut berkisar Rp10 triliun - Rp15 triliun, sedangkan pada 2017 realisasi produksi mencapai Rp45 triliun.

"Tahun lalu produksi kami Rp45 triliun, tahun sebelumnya Rp24 triliun. Naik 100%," katanya dalam konferensi pers di Kementerian PUPR, Rabu (28/2/2018).

Di sisi lain, jumlah penambahan SDM dalam beberapa waktu terakhir hanya naik 20-30%. Dengan kata lain, kemampuan SDM saat ini dinilai kurang untuk memenuhi kebutuhan pengerjaan proyek.

"Tiga tahun lalu tidak ada kan terdengar kecelakaan di Waskita, mungkin karena produksinya masih Rp 10 triliun," jelasnya.

Oleh karena itu, Choliq mengatakan pihaknya sedang mengevaluasi secara menyeluruh aspek internal WSKT. Evaluasi tersebut akan menjadi perbaikan dalam kerja perseroan.

"Jadi sedang kami kaji secara baik. Karena emang tiga tahun terkahir itu setiap tahunya (produksi)tumbuh 100%. Sedangkan tenaga kerja yang bertambah jauh dibawah itu," jelasnya.

Sebagai catatan, saat ini WSKT tengah menangani proyek dengan total nilai Rp90 triliun. Adapun, target kontrak pada tahun ini Rp70 triliun.

Tahun lalu, penjualan atau produksi WSKT mencapai Rp45 triliun. Tahun ini, tadinya perseroan menargetkan target penjualan meningkat hingga Rp60 triliun. Namun, Choliq mengatakan keseluruhan sistem internal perseroan tengah dievaluasi sehingga bisa saja target penjualan akan dipangkas.

“Kecelakaan ini kan ada kaitannya dengan produksi. Nah mungkin bisa saja tahun ini hanya tambah 10% (realisasi penjualan), kalau tahun lalu Rp45 triliun penjualannya, mungkin tahun ini hanya Rp50 triliun. Namun itu semua tergantung nanti dari direksi baru (9 April RUPS) dan hasil evaluasinya,” jelasnya.

Seperti diketahui, dari 14 kecelakaan konstruksi yang terjadi sejak Agustus 2017, tujuh diantaranya dikerjakan oleh emiten berkode WSKT tersebut.

Rincinya, yakni proyek LRT Palembang (4 Agustus 2017), tol Bogor--Ciawi--Sukabumi (22 September 2017), tol Pasuruan--Probolinggo (29 Oktober 2017), tol Layang Jakarta--Cikampek II (16 November 2017).

Tol Pemalang--Batang (30 Desember 2018), Tembok Jalan Perimeter Proyek Kereta Bandara (5 Februari 2017) dan terakhir, tol Becakayu (20 Februari 2018).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper