Bisnis.com, JAKARTA – Coca-Cola Amatil Indonesia meresmikan program CCAI Academy sebagai upaya perusahaan untuk membekali karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif. Selain itu, program CCAI Academy juga disebut menjadi bagian dari pengembangan karir para pekerjanya.
Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia Kadir Gunduz mengatakan pengembangan kapabilitas karyawan merupakan salah langkah penting perusahaan dalam meraih sukses.
“Kami percaya bahwa karyawan adalah pondasi dari strategi CCAI,” ungkapnya di Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Menurut Kadir, pihaknya terus melakukan pengembangan SDM sejak beberapa tahun lalu dengan juga menyasar peningkatan keterampilan teknis dan kepemimpinan.
Dalam kesempatan yang sama, Public Affair and Communication Director CCAI Lucia Karina menyebut program pelatihan dan pengembangan kapabilitas karyawan mengalami evolusi secara lebih menyeluruh sejak 2014.
“Sejak saat itu, kami melakukan perubahan struktur terhadap training kepada karyawan dan memang dilakukan secara bertahap. Alhamdulillah sekarang semua fungsi telah ter-cover dengan pelatihan yang ada di tahun ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, tutur Lucia, peningkatan kapabilitas karyawan hanya fokus pada bagian supply chain dan sales. Tetapi saat ini, program CCAI Academy telah menjangkau seluruh departemen di perusahaan.
“Jadi tidak hanya soal technical skills tetapi juga meliputi leadership dan softskills. Itu yang kami kembangkan,” katanya.
Guna menyukseskan agenda tersebut, CCAI mengklaim biaya yang digelontorkan untuk program tersebut cukup besar.
“Untuk angka anggarannya tidak bisa kami ungkap, tetapi lumayan tinggi dari sisi investasinya karena mencakup banyak poin seperti modul, anggaran untuk trainer, kemudian akomodasi. Ini menjadi salah satu investasi besar kami di Indonesia di samping investasi di lini produksi,” terang Lucia.
Sebagai informasi, Coca-Cola Amatil Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dan distribusi minuman ringan yang telah berdiri sejak 1992. Saat ini, CCAI tercatat mempekerjakan 10.000 tenaga kerja dengan jumlah outlet sebanyak 830.000 mitra.