Bisnis.com, GIANYAR - Kadin Bali meminta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk membatasi ekspansi jaringan "minimarket" (swalayan mini) skala nasional agar "minimarket" lokal dapat bersaing.
"Minimarket berjaringan nasional seperti Indomart, Alfamart, Circle K, dan semacamnya itu harus dibatasi. Hanya boleh di kota-kota besar dan dilarang masuk ke kecamatan, apalagi pedesaan," kata ketua Kadin Bali AA Ngurah Alit Wiraputra di Denpasar, Jumat (23/2/2018).
Menurut dia, Kadin Bali dan asosiasi ‘minimarket’ lokal di Bali sudah mendesak Pemprov Bali untuk mengatur melalui Perda soal ekspansi minimarket jaringan nasional, namun belum ditanggapi positif.
"Para pengusaha minimarket Bali mampu bersaing dan berkembang dengan minimarket berjaringan nasional, tapi tetap saja sulit menghadapi persaingan dengan mereka karena terjadi persaingan tidak sehat," tambah Wiraputra.
Tidak sehatnya itu, katanya, karena minimarket berjaringan nasional merupakan kepanjangantangan industri nasional yang mendapat harga khusus yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga yang diterima oleh minimarket lokal. Harga khusus itu diberikan kepada produk-produk yang cepat laku seperti produk mie dan makanan/minuman.
Oleh karena terjadi persaingan tidak sehat makanya Pemda dan Pemkab perlu mengatur dan membatasi ekspansi usaha ‘minimarket’ berjaringan nasional.
Baca Juga
"Di Bali sendiri, banyak tumbuh ‘minimarket’ lokal yang perlu dilindungi dan diberikan iklim usaha persaingan yang sehat, di antaranya Minimart, Delta Dewata, Nirmala, Coco Mart," kata Alit Wiraputra.
Sementara itu, kabupaten Gianyar telah mengatur peredaran ‘minimarket’ jaringan nasional dengan mengeluarkan Perda yang menetapkan jumlah minimarket berjaringan nasional di setiap kecamatan.
Berdasarkan data dari Nielsen Ritel Audit, jumlah gerai empat pemain ‘minimarket’ berjaringan skala nasional hingga bulan Maret 2017, mencapai 28.610 toko, terdiri dari Indomart 14.200 toko, Alfamart 12.700 toko, Alfa Midi 1.300 toko, Circle K 410 toko.
"Bisnis minimarket diperkirakan akan mengalami pertumbuhan hingga 15,5 persen mulai tahun 2018 hingga tiga tahun mendatang," kata Edwin Lioe, Research analyst DBS Vickers Securities.