Bisnis.com, JAKARTA—PT Angkasa Pura II (Persero) akan segera menutup dilatasi konstruksi underpass Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta yang dilaporkan menimbulkan rembesan dan genangan air. Metode yang digunakan adalah teknik penyuntikan grouting.
Erwin Revianto, Branch Commucation and Legal Senior Manager Bandara Soekarno—Hatta, mengatakan dilatasi konstruksi tersebut akan ditutup dengan methode grouting.
"Pihak AP II akan menutup dilatasi dengan methode grouting," kata Erwin saat dikonfirmasi Bisnis hari ini Kamis (15/2/2018).
Dia menjelaskan dilatasi merupakan sambungan atau garis pada sebuah bangunan yang memiliki sistem struktur berbeda untuk mengurangi dampak gempa.
Sementara, metode grouting merupakan teknik yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan bawah tanah dengan cara memasukkan bahan yang masih dalam keadaan cair. Bahan itu diberi suntikkan dengan tekanan tinggi, sehingga bahan tersebut akan mengisi semua retakan-retakan dan lubang.
Setelah beberapa saat, bahan tersebut akan mengeras, dan menjadi satu kesatuan dengan tanah sehingga kestabilan suatu permukaan tanah tetap terjaga.
Baca Juga
Adapun, bahan yang biasa digunakan sebagai material pengisi pada grouting di antaranya campuran semen dan air; campuran semen, abu batu dan air; campuran semen, clay dan air; campuran semen, clay, pasir dan air; aspal; maupun campuran clay, air, dan bahan kimia.
Underpass Terminal 3 Bandara Soekarno—Hatta menjadi perbincangan hangat setelah berita rembesan di terowongan tersebut menjadi viral di media sosial. Air muncul dari dinding terowongan melalui celah seperti retakan.