Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Brand Ritel Harus Antisipasi Konsumen Milenial

Brand ritel dari luar negeri yang ingin masuk ke Indonesia harus mampu mengantisipasi konsumen
Ilustrasi./.Bloomberg
Ilustrasi./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Brand ritel dari luar negeri yang ingin masuk ke Indonesia harus mampu mengantisipasi konsumen.

Belakangan, meskipun kondisi ritel disebut lesu, beberapa brand ritel asal negara lain, seperti Jepang juga tetap ekspansif di Indonesia.

Yongky Susilo, Staf Ahli Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), mengatakan brand seperti Uniqlo dan Miniso mendatangkan konsep baru dan menarik dari sisi harga.

“Investasi jangka panjang, mereka mengandalkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik hingga 2030. Early entry is best, yang harus dijaga adalah jangan sampai dumping,” ujar Yongky, kepada Bisnis.  

Kemudian, beberapa toko ritel juga menerapkan format satu harga yang cukup diterima di pasar. Menurutnya, orang Indoinesia sangat sederhana tidak suka yang kompleks sehingga konsep satu harga baik dalam makan maupun belanja menjadi melejit.

“Satu harga terasa murah, padahal sudah ada statistik di belakangnya,” ujarnya.

Dia menambahkan jika peritel atau brand ritel dari luar hendak masuk ke pasar Indonesia, sebaiknya harus mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan, yaitu ukuran toko harus sedang hingga ke besar.

Kemudian, isi toko juga harus mengutamakan produk buatan Indonesia atau dibuat di Indonesia atau mengekspor produk-produk Indonesia ke seluruh chain di luar Indonesia sebagai bagian dari program masuk ke Indonesia.

Selain itu, memahami kebutuhan pelanggan atau segmen yang dibidik harus dapat dilakukan setiap peritel.

“Ritel yang fokus pada perubahan konsumennya akan tetap berkelanjutan,” katanya.

Beberapa brand asal luar negeri, telah menutup beberapa tokonya di Indonesia. Ha tersebut dinilai salah satunya karena adanya disrupsi dan kinerja yang minim.

Yongky mengatakan di luar negeri sudah lebih dahulu terkena disrupsi karena dagang-el yang sudah sangat berkembang sehingga brand ritel menutup banyak toko di luar negeri.

Menurutnya di Indonesia sendiri, penyebab brand ritel asing harus hengkang lebih karena kontribusinya kecil bagi bisnis global yang memang saat ini menunjukkan kinerja yang lemah sehingga akhirnya mengalami penutupan juga. 

“[Ritel] yang masih bisa lanjut merupakan keputusan investasi jangka panjang, jadi merugi di depan sudah diperhitungkan,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper