Bisnis.com, JAKARTA—Kampanye berupa aksi bersih-bersih dengan tema One Island One Voice atau Satu Suara Satu Pulau kembali diselenggarakan.
Co-Founder of Bye Bye Plastic Bags & Satu Pulau Satu Suara Melati Wijsen menyebutkan kampanye yang mengajak seluruh masyarakat melakukan aksi bersih-bersih di pulau mereka masing ini akan dilaksanakan pada 23 dan 24 Februari 2018 dan berpusat di Bali, di mana permasalahan sampah dan pengelolaannya kini menjadi isu yang mengkhawatirkan dan mendesak.
“Bila tidak dikelola dengan baik akan berakibat pada perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan, mencemari tanah, air dan udara” katanya seperti dikutip dari keterangan persnya Jumat (2/9/2018).
Selain aksi bersih-bersih, dalam kampanye kali ini juga dilakukan dialog dengan Kemenko Kemaritiman, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian PPN/Bappenas mengenai penanganan sampah di laut dan pengelolaan sampah secara umum.
Aktivis Lingkungan Founder SustainableSuzy.com Suzy Hutomo mengatakan setiap musim penghujan pulau-pulau di Indonesia akan panen sampah plastik dari lautan. Menurut Suzy yang sudah telah tinggal di Bali selama lebih dari lima tahun, semakin tahun permasalahan sampah semakin mengkhawatirkan. Bahkan, baru – baru ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung mendeklarasikan keadaan darurat sampah di sepanjang enam kilometer garis pantai yang mencakup pantai populer di Bali seperti Jimbaran, Kuta, dan Seminyak.
“Indonesia saat ini sedang gencar mengembangkan destinasi wisata berbasis alam (ecotourism). Prinsip pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) sangat penting untuk selalu diterapkan. Lingkungan dan sumber daya alam yang terawat dan bebas sampah menjadi kunci utama agar menarik minat wisatawan untuk datang ke Bali maupun pulau-pulau Indonesia yang terkenal dengan keindahan lautnya,” ucap Suzy.
Adapun Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati mengatakan pihaknya telah menerbitkan surat edaran bagi kepala daerah untuk melakukan gerakan Tiga Bulan Bersih Sampah (TBBS) untuk mendukung gerakan Indonesia Bersih Sampah 2025.
“"Sosialisasi kebijakan dan program pengolahan sampah. Gerakan kebersihan pada kantor pemerintah hingga desa kelurahan pelabuhan laut, sungai, pasar, tradisional, pemukiman, serta pelaksanaan terkait Pilkada tanpa sampah," katanya menjabarkan.
Adapun data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyebut, sektor rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar yakni sekitar 48%, disusul pasar tradisional sebesar 24%, dan jalan 7%.