Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Diberi Kurikulum Budi Daya Kakao

Kalau petani mempunyai pengetahuan yang cukup, ya hasilnya lebih bagus dari pada, maaf ya, mereka yang tidak tahu sama sekali mengenai budi daya kakao yang baik,
Pekerja memeriksa buah kakao di Sunggal, Deli Serdang, Sumut, Selasa (8/1). /Bisnis.com
Pekerja memeriksa buah kakao di Sunggal, Deli Serdang, Sumut, Selasa (8/1). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Cocoa Sustainability Partnership (CSP), Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia menyusun Kurikulum Nasional dan Modul Pelatihan Budi Daya Berkelanjutan (Good Agricultural Practices) dan Pasca Panen Kakao yang diluncurkan pada hari ini, Jumat (9/2/2018).

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian Widi Hardjono menyampaikan dengan diluncurkannya kurikulum ini, diharapkan petani bisa mempelajari cara budidaya kakao yang baik dan benar, sehingga kualitas produksi kakao dalam negeri bisa meningkat.

"Kalau petani mempunyai pengetahuan yang cukup, ya hasilnya lebih bagus dari pada, maaf ya, mereka yang tidak tahu sama sekali mengenai budi daya kakao yang baik," katanya di sela-sela peluncuran, Jumat (9/2/2018).

Dengan perbaikan kualitas kakao dalam negeri, harga kakao juga akan ikut terdongkrak naik. Harga yang baik dan permintaan pasar yang diestimasi masih akan bergeliat diyakini akan membuat petani lebih bergairah dalam budi daya kakao sehingga luas lahan dan produksi dalam negeri juga bisa semakin tinggi.

Kendati demikian, diakui Widi saat ini tenaga pelatih yang dibutuhkan oleh para petani untuk bisa membimbing mereka terkait cara pembudidayaan kakao yang baik masih sangat terbatas. Pasalnya, pemerintah masih sedang fokus pada tiga komoditas pangan yakni padi, jagung dan kedelai (Pajale).

Untuk itulah, selain dilakukan peluncuran buku, pihaknya juga akan melakukan pelatihan-pelatihan baik oleh pemerintah sendiri juga dengan menggandeng pihak swasta dan LSM.

"Sebetulnya untuk skarang ini prioritas utama kan pajale. Sekarang sedang kita perbaiki dan kita melibatkan asosiasi termasuk LSM untuk melakukan pendampingan. Ya ini makanya kondisi penyuluh kita kan memang makin berkurang nih. Itu posisinya," tambahnya.

Adapun buku kurikulum yang disusun selama kurang lebih satu tahun ini bisa diunduh di situs CSP atau dengan mengirimkan surat permohonan ke pihak CSP untuk pengiriman buku.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, pada 2016 terdapat 1,659 juta hektare (ha) lahan perkebunan kokoa milik rakyat dari total 1,701 juta ha. Sementara itu, pada 2017, jumlah lahan kokoa milik rakyat diestimasi turun menjadi 1,649 juta ha dari luas total 1,691 juta ha.

Adapun produksi kakao dari perkebunan rakyat pada 2016, dari sumber data yang sama, mencapai 622.516 ton dari total produksi 656.817 ton . Sementara itu, di 2017 produksi kokoa perkebunan rakyat naik menjadi 652.397 ton dari total produksi 688.345 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper