Bisnis.com, JAKARTA—Harga jual televisi pada tahun ini diperkirakan mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan harga minyak dunia.
Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager Sharp Electronic Indonesia, mengatakan perseroan ingin menjaga harga jual televisi supaya lebih terjangkau masyarakat. Kendati demikian, hal tersebut dinilai cukup sulit untuk dilakukan pada tahun ini.
“Mungkin hingga Maret bisa kami keep, tetapi untuk April ke depan enggak tahu, karena harga minyak naik dari US$30 per barrel jadi sekitar US$68 per barrel,” ujarnya di Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Andry menjelaskan layar televisi atau liquid crystal display (LCD) menggunakan komponen berbahan dasar plastik yang berasal dari minyak bumi. Selain itu, kenaikan harga minyak bumi biasanya diikuti dengan peningkatan harga komoditas lain seperti tembaga, emas, besi, dan lainnya.
“Televisi kan banyak juga menggunakan komponen berbahan dasar komoditas lain yang harganya ikut naik ketika harga minyak dunia naik,” paparnya.
Lebih jauh, dia menuturkan biaya produksi pada tahun lalu lebih baik dibandingkan dengan 2 hingga 3 tahun yang lalu karena Sharp menerapkan efisiensi inovasi produk. Oleh karena itu, walaupun harga produk Sharp ditekan supaya lebih kompetitif, margin perusahaan tidak banyak berubah.
“Kami terus berusaha agar produk kami harganya kompetitif sesuai dengan selera masyarakat,” katanya.
Pada tahun ini, Sharp Indonesia menargetkan penjualan sebesar 1 juta unit atau tumbuh sekitar 10% dari penjualan tahun lalu. Andry menyatakan faktor Piala Dunia, Asian Games, dan pemilihan kepala daerah bakal menjadi pendorong penjualan pada 2018.