Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Proses, Kemendag Enggan Komentari EHP Sepatu & Tekstil

Kementerian Perdagangan masih enggan menyampaikan tanggapannya mengenai asosiasi yang mengajukan Early Harvest Program (EHP) kepada Uni Eropa menjelang dilaksanakan perundingan putaran keempat dengan Pemerintah Indonesia bulan ini.
Ilustrasi pembuatan sandal dan sepatu di salah satu pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur./Antara-Umarul Faruq
Ilustrasi pembuatan sandal dan sepatu di salah satu pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur./Antara-Umarul Faruq

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan masih enggan menyampaikan tanggapannya mengenai asosiasi yang mengajukan Early Harvest Program (EHP) kepada Uni Eropa menjelang dilaksanakan perundingan putaran keempat dengan Pemerintah Indonesia bulan ini.

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan pelaksanaan perundingan antara RI dan Uni Eropa terkait dalam Comprehenseive Economic Partnership Agreement (CEPA) akan dilaksanakan pada 19 hingga 23 Februari di Solo, Jawa Tengah.

Sementara, saat ditanya kemungkinan untuk menyampaikan surat pengajuan EHP dari pemerintah ke Uni Eropa, Made Ayu hanya mengatakan, “Maaf belum boleh dulu ya, hehe. Saya sedang perundingan di Iran,” tulisnya melalui pesat singkat kepada Bisnis pada Selasa (6/2/2018).

EHP merupakan program yang mengatur ketentuan agar tarif masuk dapat dihapus untuk beberapa kategori tertentu dalam sebuah hubungan dagang.

Status tersebut memberi keuntungan kepada negara penerima mendapatkan tarif terendah atau kuota impor lebih tinggi, tetapi pemberi status juga harus mendapat perlakuan sama oleh negara yang terikat.

Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) sejak awal tahun ini telah menyurati dan meminta pemerintah untuk mempercepat upaya pembebasan tarif masuk komoditas seperti sepatu dan tekstil.

Pasalnya, saat ini dua komoditas tersebut harus mengaku kekalahan dibandingkan dengan Vietnam yang sudah bebas tarif masuk ke Eropa, sedangkan Indonesia masih harus dikenai bea masuk 11%-14%.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Shinta W. Kamdani awal tahun lalu ikut meminta percepatan penyelesaian perjanjian dagang tersebut yang mesti segera dilakukan sebelum semakin tertinggal dengan negara lain.

Tahun ini ekspor sepatu dan tekstil Indonesia harus bersaing dengan Vietnam setelah negara itu berhasil melakukan perjanjian dagang bebas bea masuk ke Uni Eropa. Alhasil ekspor dua produk dalam negeri itu mulai kalah bersaing.

“Kita terus dorong agar pemerintah segera menyelesaikan perjanjian ini,” kata Shinta kepada Bisnis.

Adapun perjanjian yang sedang dalam tahap perundingan tersebut ialah Indonesia – European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement. Jika perundingan ini mencapai kata sepakat, diyakini akan membuat harga barang masuk ke pasar Eropa hemat 11%.

Menurutnya, perjanjian ini cukup penting untuk menumbuhkan ekspor ke Eropa yang merupakan pasar paling potensial disusul Amerika Serikat. Jika perundingan terus berlarut, dikhawatirkan membuat ekspor produk tersebut menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper