Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelindo II Jamin Fasilitas Konsolidasi Kargo Ekspor-Impor di Priok Bebas Monopoli

Pelabuhan Indonesia II menyatakan kehadiran fasilitas pusat konsolidasi kargo ekspor impor atau container freight station (CFS Centre) di pelabuhan Tanjung Priok, bukan untuk memonopoli apalagi mematikan fasilitas pergudangan yang selama ini sudah beroperasi di luar pelabuhan tersebut.
Terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta./Reuters-Darren Whiteside
Terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta./Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA -- PT. Pelabuhan Indonesia II menyatakan kehadiran fasilitas pusat konsolidasi kargo ekspor impor atau container freight station (CFS Center) di pelabuhan Tanjung Priok, bukan untuk memonopoli apalagi mematikan fasilitas pergudangan yang selama ini sudah beroperasi di luar pelabuhan tersebut.

Direktur Utama PT.Pelindo II, Elvyn G Masassya mengatakan, pembuatan CFS center ditujukan untuk memberikan pilihan dan kemudahan bagi pengguna jasa dalam bertransaksi serta transparansi dalam hal biaya yang dikeluarkan.

Dengan integrasi CFS centre di Priok, IPC optimistis bahwa penanganan kontainer berstatus less than container load (LCL) akan terus meningkat. "Target kami dalam setahun bisa handle transaksi layanan dokumen kontener LCL sebanyak 120.000 dokumen," ujar Elvyn, dalam rangkaian kegiatan media port visit PT.Pelindo II, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (5/2/2018).

Dia juga mengungkapkan integrasi CFS bakal diterapkan dipelabuhan lainnya selain Tanjung Priok yang masih dalam wilayah kerja IPC. CFS center, kata Elvyn, hadir agar proses pelayanan menjadi ringkas dan sederhana sehingga menjadi efisien bagi pengguna jasa. "Integrasi CFS center itu meliputi manajemen data pelanggan, booking service, layanan nota, pembayaran elektronik,tracking cargo, dan customer care," paparnya.

Direktur Operasi dan Sistem Informasi & Tehnologi PT.Pelindo II/IPC, Prasetiadi mengatakan, keberadaan CFS centre di Pelabuhan Priok bukan untuk mematikan atau memonopili layanan kargo impor LCL di pelabuhan Priok.

"Kita siapkan CFS center untuk kebutuhan dan pilihan pengguna jasa, intinya niat kami bukan untuk mengambil alih semuanya (kargo) yang sudah dilayani di gudang luar. Sifatnya kompetitif saja, makanya saat ini kita fokus saja siapkan layanan yang terbaik untuk CFS itu," ujarnya.

Dia mengatakan, kedepan sistem layanan CFS center akan terus disempurnakan dan ditambah fitur baru seperti multi channel payment serta invoice langsung ke pemilik barang/consigne.

Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok, Dwi Teguh Wibowo mengatakan,instansinya tidak turut campur dalam proses business to business dalam kegiatan penanganan kargo impor LCL baik itu di CFS centre Priok maupun di gudang diluar pelabuhan yang berada di tempat penimbunan sementara (TPS) wilayah pabean Priok.

"Bea Cukai hanya berkewajiban dari sisi pengawasannya karena kargo impor LCL itu masih dalam pengawasan pabean," ujarnya.

Dwi Teguh juga mengatakan belum berencana mengevaluasi terkait perizinan fasilitas gudang diluar pelabuhan yang dalam kawasan pabean yang selama ini masih melayani kargo impor LCL, kendati sudah tersedia fasilitas CFS center di dalam pelabuhan Priok.(k1)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhmad Mabrori
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper