Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERDAGANGAN BEBAS: Kawasan Asia Selatan Potensial

Pemerintah membidik kawasan Asia Selatan untuk perjanjian perdagangan bebas karena dinilai potensial untuk komoditas dari Indonesia.
Ilustrasi./.TPKS.co.id
Ilustrasi./.TPKS.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah membidik kawasan Asia Selatan untuk perjanjian perdagangan bebas karena dinilai potensial untuk komoditas dari Indonesia.

Ni Made Ayu Marthini, Direktur Perundingan Bilateral Direktur Jenderal Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, mengatakan beberapa negara di kawasan Asia Selatan yang potensial untuk dijajaki free trade agreement (FTA).

“Asia Selatan itu Bangladesh, Sri Lanka, Pakistan, kalau India kita tidak ada bilateral tapi ada RCEP [Regional Comprehensive Economic Partnership] sama Asean,” jelasnya,. 

Made mengatakan selama ini Bangladesh belum digarap karena termasuk Least developed countries (LDCs) sehingga selama ini tidak mempunyai perjanjian, kecuali dengan India. Dia menambahkan Bangladesh memiliki Generalized Scheme of Preferences (GSP) dengan bebas tarif untuk masuk. Namun, hal tersebut tidak akan berlangsung lama karena ada kemungkinan negara pemberi mencabut, untuk itu dipelrukan FTA.

“Kalau FTA bisa sustainable, penduduknya 160 juta, presiden [Joko Widodo] bilang do it,” jelasnya.

Dia mengatakan Bangladesh berpotensi membeli beberapa komoditas dari Indonesia seperti minyak kelapa sawit, kertas, batu bara, gas. Selain itu, menurutnya produk makanan, elektonik juga memiliki potensi yang besar.

“Potensinya banyak banget di sana, billion dollars,” ujarnya.

Untuk itu, Made menambahkan pihaknya berencana membuka perdagangan bebas ke sana sehingga jika tarifnya sudah turun diyakini dapat lebih memberi kepastian pada pengusaha Indonesia untuk memasuki pasar Bangladesh.

“[Bangladesh] growth ekonominya luar biasa, dia 7%, LDC kalau pergerakan dikit, pertumbuhannya besar, karena consumsi based. Kami akan mengadakan perundingan dengan mereka, untuk summer ini,” jelasnya.

Selain itu, Made mengungkapkan Indonesia juga sudah melakukan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Pakistan dimana telah dilakukan peninjauan untuk memperluas perjanjian yang ada.

“Pakistan kami sudah PTA, kami mau expand ke seluruhnya, dulunya 300 pos tarif, sekarang 10.000-nya mau kami geber lah,” ujarnya.

Kemudian, untuk Sri Lanka, Made mengatakan meskipun ekonominya terbilang kecil, pihaknya tetap ingin menegosiasikan seluruh pos tarif.

“Mau semua, tapi bukan PTA, kami fine, seluruh pos tarif dia sama kita negosiasikan. Pakistan lagi berkembang untuk investasi, produknya tidak banyak,” jelasnya.

Dia menambahkan dari beberapa FTA yang telah diaplikasikan, terdapat beberapa yang sudah mengindikasinya hasil yang positif.

“Pakistan top, surplus,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper