Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi produsen buah Cile, Fedefruta berharap dapat memperbesar ekspor buah-buahan ke Indonesia menjadi tiga kali lipat pascapengratifikasian Comprehensive Economic Partnership Agreement oleh pemerintah kedua negara pada Desember 2017.
Sedikitnya, ada 9.000 produk yang akan memperoleh penghapusan tarif secara bertahap pascadisepakatinya CEPA Indonesia dan Cile.
“Setelah Comprehensive Economic Agreement diratifikasi dapat membuat pengiriman [buah-buahan dari Cile] naik dua kali lipat atau bahkan tiga kali lipat,” ujar Presiden Fedefruta menurut Luis Schmidt seperti dikutip dari laman http://www.fruitnet.com/, Sabtu (3/2/2018).
Populasi penduduk Indonesia yang hampir seperempat miliar jiwa atau keempat terbanyak di dunia menjadi potensi pasar bagi peningkatan ekspor Cile, seperti buah-buahan.
Pada periode 2016—2017, Indonesia menerima sekitar 2% atau 8.649 ton dari total ekspor buah Cile ke Asia. Angka itu meningkat 82% dibandingkan dengan musim sebelumnya.
Baca Juga
Sebelumnya, sebagian besar buah-buahan segar asal Cile yang diekspor ke Indonesia dikenai bea masuk 5%, kecuali jeruk clementin dan mandarin dikenakan bea masuk 20%.
Selain masalah tarif, Cile menghadapi kendala tambahan karena tidak dapat mengirimkan buah melalui pelabuhan Jakarta sehingga memaksa eksportir mengandalkan pelabuhan Surabaya dan Belawan yang jaraknya lebih dari 1.000 km dari Jakarta, pusat populasi dan pasar utama.