Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Ekspor Indonesia Sangat Sensitif Harga

Kementerian Peindustrian menyatakan daya saing produk ekspor Indonesia sangat sensitif dengan harga.
Jakarta International Container Terminal (JICT) di Tanjung Priok, Jakarta/Reuters-Beawiharta
Jakarta International Container Terminal (JICT) di Tanjung Priok, Jakarta/Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Peindustrian menyatakan daya saing produk ekspor Indonesia sangat sensitif dengan harga.

"Salah satu tantangan yang dialami oleh industri dalam negeri untuk melakukan penetrasi ke pangsa pasar ekspor adalah daya saing produk, terutama dari sisi persaingan harga," ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara dalam keterangan tertulis, Jumat (2/2/2018).

Dia mengatakan berbagai komponen penyusun harga terus diperhatikan termasuk ketersediaan pembiayaan yang murah dan bersaing.

"Kemenperin selaku anggota Komite Penugasan Khusus Ekspor (PKE), terus berupaya menyiapkan fasilitas pembiayaan ekspor sebagai salah satu strategi mendorong peningkatan ekspor produk industri nasional," katanya.

Saat ini beberapa negara seperti China, telah memberikan dukungan pembiayaan kepada industrinya yang berorientasi ekspor, sehingga dapat meningkatkan daya saing dari sisi harga di negara tujuan ekspor.

Demikian juga dengan Indonesia, semenjak 2015, Pemerintah Indonesia meluncurkan program penugasan khusus ekspor melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Ngakan mencontohkan, hasil nyata dari pembiayaan tersebut terlihat dengan keberhasilan PT INKA yang kembali memenangkan proses tender internasional untuk pengadaan 200 unit kereta penumpang yang dilakukan oleh Bangladesh Railway pada tahun 2017.

“Pada proyek pengadaan kereta tersebut, PT INKA didukung oleh Eximbank sehingga mereka dapat menawarkan harga yang kompetitif, jelasnya.

Di samping itu, lanjut Ngakan, adanya fasilitas pembiayaan ekspor ke Kawasan Afrika, menjadi peluang industri dalam negeri untuk dapat melakukan penetrasi ekspor ke kawasan tersebut.

Sehingga akan menjadi salah satu alternatif strategi dalam upaya memenuhi target ekspor produk industri pada tahun 2018 yang diproyeksikan mencapai USD135 miliar atau meningkat 8 persen dari perolehan tahun 2017.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper