Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan akan selalu melakukan strategi-strategi terbaik dalam upaya peningkatan pelayanan terhadap konsumen. Pada umumnya, mereka akan meminta karyawan untuk bekerja dengan setulus hati agar mampu memberikan fasilitas yang maksimal kepada konsumen.
Sayangnya, terkadang pihak perusahaan tidak sadar, bahwa si karyawan juga seorang manusia biasa dimana dia juga memiliki kebutuhan psikologis yang sama dengan konsumen mereka.
Alhasil, banyak terjadi kasus karyawan menjadi tidak maksimal dalam menjalankan pekerjaan karena atasan atau perusahaan tidak memperlakukan mereka secara ‘manusiawi’. Padahal jika karyawan bahagia mereka akan ‘mengeluarkan’ kemampuan terbaiknya untuk memajukan perusahaan.
Hal tersebut menjadi concern tersendiri bagi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). BUMN yang bergerak di bidang layanan operator terminal pelabuhan yang menaungi 4.800 karyawan ini ternyata mengutamakan kebahagiaan karyawan dalam strategi peningkatan pelayanan perusahaan.
Direktur Utama Pelindo III I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra memaparkan perusahaan yang dipimpinnya menjalani strategi besar pada 2017 di antaranya melakukan transformasi culture dari human capital-nya yang berdasarkan people, process, and technology.
“Jadi, kita sangat mem-value people, dan kita membangun bisnis proses yang standar, sehingga kita bisa meningkatkan jasa pelayanan yang berstandar internasional dan global yang setiap waktu bisa ditingkatkan,” ungkap Ari, panggilan akrabnya, saat mengunjungi kantor Bisnis Indonesia di Jakarta pada Selasa (30/01/2018).
Gusti mengatakan strategi itu sangat penting dan berpengaruh besar untuk kemajuan perusahaan. Contoh kecilnya, Pelindo III sejak Agustus 2017 mengizinkan karyawan mereka mengenakan baju santai seperti polo shirt, celana jeans dan sneakers pada hari Rabu sampai Jumat. Tidak hanya dalam hal berpakaian, untuk perihal ‘cuti’ pun Pelindo III memberikannya dengan mudah bahkan lebih.
“Yang penting adalah membuat people to happy, kita tambah cuti 2 hari untuk off 12 hari sesuai dengan undang-undang, bahkan kita juga membolehkan cuti setengah hari, karena kita tahu bahwa di kota-kota besar terkadang ibu-ibu hanya butuh untuk mengambil raport anak atau untuk ke dokter gigi. Jadi, kita perbolehkan hal tersebut,” ujarnya.
Laki-laki kelahiran Bali 46 tahun silam ini juga mengatakan Pelindo III memberikan 2 bulan tambahan cuti hamil di luar ketentuan undang-undang yang memberikan waktu off 3 bulan bagi karyawan yang melahirkan.
Dengan demikian, karyawan mereka yang baru melahirkan dapat memberikan kualitas ASI dengan baik selama 5 bulan. Bahkan, soal gaji pun tetap diberikan, meski yang diberikan hanya gaji pokok tanpa uang transport.
Tidak hanya untuk karyawan perempuan, bagi karyawan laki-laki yang isterinya akan atau baru melahirkan, Pelindo III memberikan waktu cuti selama 10 hari untuk mendampingi isteri dan buah hatinya. Selain itu, Pelindo III juga mengusung sistem pulang kerja tepat pada pukul 6 sore.
“Tepat jam 6 sore di kantor pusat kita matikan listrik, matikan lift. Jadi, kita mengharuskan karyawan untuk pulang, pulang ke keluarganya, bangun komunikasi dengan keluarganya, karena dengan keluarga yang bahagia pasti akan bekerja dengan lebih kreatif,” katanya.
Untuk absen karyawan, supaya lebih mudah, mereka juga memberlakukan absen secara mobile, yakni menggunakan handphone. Bagi karyawan yang berada di sekitar pelabuhan bisa langsung absen tanpa harus repot datang ke kantor pusat.
Ari mengakui rangkaian strategi tersebut sangat membawa pengaruh positif dalam peningkatan pelayanan perusahaan.