Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menaker Hanif Dhakiri: Sulit Arahkan Investor ke Industri Padat Karya

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah kesulitan untuk mengarahkan investor agar mau menanamkan modalnya ke industri padat karya.
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri memberikan pemaparan saat sosialisasi pemahaman hubungan industrial bagi dunia pendidikan, di SMK Merah Putih, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (4/10)./ANTARA-Risky Andrianto
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri memberikan pemaparan saat sosialisasi pemahaman hubungan industrial bagi dunia pendidikan, di SMK Merah Putih, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (4/10)./ANTARA-Risky Andrianto

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah kesulitan untuk mengarahkan investor agar mau menanamkan modalnya ke industri padat karya.

Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, saat ini pihaknya tengah berusaha untuk mengarahkan investasi ke sektor padat karya.

"Bukan artinya padat modal tidak boleh, hanya saja ingin lebih fokus ke padat karya," katanya kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Oleh karena itu, jelasnya, sangat penting untuk menciptakan tenaga kerja dan menciptakan ekonomi yang berkesinambungan.

Adapun pada 2017 penyerapan tenaga kerja tercatat 1,17 juta orang. Angka ini turun sekitar 220.000 orang dibandingkan dengan 2016 yang jumlahnya 1,39 juta orang.

Sementara itu, realisasi investasi yang tumbuh sebesar 13,1% pada tahun lalu lebih terserap ke sektor padat modal dibandingkan dengan padat karya.

Hanif mengatakan daya saing sumber daya manusia (SDM) nasional memiliki tiga permasalahan.

Pertama adalah kualitas, di mana spesifikasi calon tenaga kerja nasional tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pasar dan industri.

Kedua adalah kuantitas, di mana jumlah tenaga kerja untuk mencukupi kebutuhan industri. Dan ketiga adalah persebaran, di mana persebaran tenaga kerja nasional relatif tidak merata.

"Sering di lapangan itu menemui masalah, kita memang bisa membangun apa saja dengan orang Indonesia. Iya, secara umum memang begitu tetapi begitu ketika investor datang dan butuh insinyur di suatu daerah, ketemu insinyur cuma 10 dari 100," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper