Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Baja Ramai-Ramai Bangun Blast Furnace

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menargetkan fasilitas pengolah bijih besi atau blast furnace mulai beroperasi penuh pada kuartal II tahun ini.
Industri baja/Bisnis.com
Industri baja/Bisnis.com

Bisnis.com, CILEGON—PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menargetkan fasilitas pengolah bijih besi atau blast furnace mulai beroperasi penuh pada kuartal II tahun ini.

Eko Dumadi, Manager Corporate Communication Krakatau Steel, mengatakan saat ini di kompleks produksi baja Cilegon telah beroperasi blast furnace milik anak usaha Krakatau Steel, yaitu Krakatau Posco dengan kapasitas 3 juta ton per tahun. Selain blast furnace milik Krakatau Posco, Krakatau Steel juga membangun fasilitas tersebut dengan kapasitas 1,2 juta ton baja cair per tahun.

"Kalau tidak ada halangan, blast furnace akan mulai beroperasi penuh pada April 2018," ujarnya di Cilegon, Selasa (30/1/2018).

Tahap awal pengoperasian blast furnace ini telah dilakukan pada Agustus tahun lalu, yaitu ditandai dengan proses first pushing coke oven plant. Proses ini merupakan produksi batu bara kokas sebagai bahan pelebur baja.

Sebelumnya, Presiden Direktur Krakatau Steel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan pembangunan blast furnace ini diharapkan akan memberikan dampak efisiensi biaya.

Perseroan memperkirakan akan ada efisiensi senilai US$58 per ton. Mas Wig menyatakan ke depan, pihaknya akan mengevaluasi apakah efisiensi dari blast furnace complex tersebut apakah dapat mencapai target.

"Berapa pun evaluasi yang dihasilkan, apabila nilainya negatif, ini menjadi tantangan kami bagaimana bisa mencapai efisiensi yang optimal," katanya.

Selain Krakatau Steel, pabrikan baja hulu lainnya, yaitu Gunung Steel Group juga sedang mengembangkan fasilitas blast furnace. Kodrat Satriawan, Customer Relations PT Gunung Garuda, mengatakan fasilitas blast furnace tersebut akan menambah kapasitas produksi sebesar 700.000 ton hingga 1,2 juta ton per tahun. 

Dalam pengembangan fasilitas ini, Gunung Steel Group menggandeng perusahaan asal Jerman SMS Siemag. Kodrat menuturkan pihaknya berinvestasi untuk blast furnace karena melihat konsumsi baja per kapita di Indonesia yang masih rendah dan permintaan terus meningkat. Selain itu, dengan teknologi ini, maka perusahaan akan lebih hemat, terutama dalam penggunaan energi.

"Blast furnace ini kan pakai energi sendiri, pemanasan pakai tanur tinggi, sehingga [konsumsi] gas dan listrik lebih kecil," jelasnya.

Saat ini, Gunung Steel Group telah memulai kontruksi pembangunan fasilitas blast furnace di Cikarang dan direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun depan

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper