Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan patungan antara PT Kopelindo Infrastruktur Indonesia dan korporasi asal China, Huatsing Housing Holding Co. Ltd. diperkirakan baru dapat memulai aktivitas bisnis mereka paling lambat pada kuartal pertama 2018.
Huatsing merupakan perusahaan spesialis infrastruktur asal China yang menandatangani perjanjian investasi melalui pembiayaan investasi nonanggaran pemerintah (PINA) tahun lalu.
Perusahaan tersebut berencana mendanai empat proyek infrastruktur prioritas tertinggi, yakni divestasi PT Waskita Toll Road untuk jalan tol Trans-Jawa, Pembangkit Listrik Tenaga Uap Meulaboh 2 x 200 MW yang dibangun oleh PT PP Energi, Bandar Udara Internasional Jawa Barat, dan pembangunan apartemen kelas menengah.
Untuk memuluskan rencananya, Huatsing bermitra dengan Kopel Infra, anak usaha koperasi karyawan Perum Bulog dengan membentuk perusahaan penanaman modal asing (PMA). Rencananya, saham mayoritas akan dikuasai Kopel Infra sebesar 51% dan Huatsing 49%.
Direktur Utama Kopel Infra Herianto Pribadi mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu proses pembentukan PMA dan diperkirakan seluruh proses persyaratan dan evaluasi untuk rencana bisnis baru akan rampung paling lama akhir kuartal 1/2018.
“Huatsing sebetulnya ingin dalam waktu 3 bulan ini sudah bisa menyalurkan dananya atau menginvestasikannya di Indonesia, tetapi kami juga harus mengecek lagi requirement yang ada dalam proses pembentukan perusahaan patungan ini. Kami harapkan maksimal kuartal pertama selesai,” katanya kepada Bisnis, Rabu (24/1/2018).
Baca Juga
Padahal, dalam lini masa investasi yang dicatat oleh PINA, perusahaan patungan tersebut dijadwalkan mulai mencairkan investasi tahap awal pada Februari. Sejumlah investasi awal yang jadi bidikan adalah divestasi saham Waskita Toll Road untuk jaringan tol Trans-Jawa dan PLTU Meulaboh, Aceh sebesar US$825 juta atau setara Rp11 triliun.
“Namun, jika ada proses investasi yang dilakukan sebelum itu, kami akan gunakan [modal] masing-masing perusahaan,” kata Heri.
Adapun, Heri mengatakan kedua pihak belum menetapkan modal disetor untuk operasional awal perusahaan. “Belum, tetapi secara spesifik mereka menyebutkan suatu angka, pencairan awal sekitar US$ 700 juta, sebagian besar dari China.”