Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Surplus US$8,3 miliar dari Perdagangan Bilateral dengan India

Indonesia menerima keuntungan US$8,3 miliar dari hasil kerjasama perdagangan bilateral dengan India yang mencapai nilai US$15 miliar pada periode Januari - Oktober 2017.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri) menyambut Wapres India Mohammad Hamid Ansari (kanan) sebelum jamuan makan malam KTT IORA 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (6/3)./Antara-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kiri) menyambut Wapres India Mohammad Hamid Ansari (kanan) sebelum jamuan makan malam KTT IORA 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (6/3)./Antara-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia menerima keuntungan US$8,3 miliar dari hasil kerjasama perdagangan bilateral dengan India yang mencapai nilai US$15 miliar pada periode Januari - Oktober 2017.

Direktur Utama PT Bank HSBC Indonesia Sumit Dutta, mengatakan Indonesia memiliki pasar ekspor terbesar untuk komoditi minyak sawit dan kedua terbesar untuk komoditi batubara yaitu India.

"Kerjasama Indonesia dan India semakin erat sejak kunjungan Presiden Joko Widodo ke India pada Desember 2016 lalu," ujarnya dalam acara Media Teleconference ASEAN-India 25th Anniversary di Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Sumit menyebutkan ke depannya kerjasama perdagangan bilateral antara kedua negara akan tumbuh secara signifikan di sektor energi, energi terbarukan, kesehatan, ketahanan pangan, pariwisata dan teknologi informasi.

Dari sektor ketahanan pangan, Perdana Menteri India Narendra Modi menyebutkan kesiapannya untuk memenuhi kebutuhan pangan Indonesia mulai dari beras, gula, hingga kedelai.

Sementara itu dari sektor teknologi informasi, Indonesia dan India melihat potensi perkembangan teknologi dengan mendukung bentuk-bentuk inovasi dan perkembangan ekonomi digital.

Indonesia dan India menunjukkan kepuasan pada pertumbuhan dari segi perdagangan dan investasi antar kedua negara melalui kesadaran akan pentingnya kerangka kerja kebijakan ekonomi yang terprediksi, terbuka dan transparan.

Hal tersebut dianggap dapat memfasilitasi perdagangan dua arah yang lebih besar serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang dipimpin oleh sektor swasta.

Kedua negara menyepakati untuk mendongkrak target investasi sebesar USD50 miliar pada 2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper