Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta ada 'opsi nuklir' jika government shutdown terus berlanjut.
Hal tersebut diungkapkan Trump melalui kicauan di akun Twitter-nya. Menurut Trump, jika kebuntuan terus berlanjut, Partai Republik harus mempertimbangkan 'opsi nuklir' di Senat.
Opsi tersebut adalah langkah yang memungkinkan mereka memilih anggaran jangka panjang dengan suara mayoritas sederhana.
"Jika jalan buntu terus berlanjut, Partai Republik harus mencapai 51% (opsi nuklir) dan memberi suara nyata, anggaran jangka panjang," ujar Trump, dikutip Mingggu (21/1/2018).
Dengan demikian, harus ada perubahan peraturan di senat, yang saat ini membutuhkan izin mayoritas mutlak.
Dalam aturan Senat saat ini wajib tercipta mayoritas mutlak atau super dari tiga per lima chamber, biasanya 60 suara dari 100. Ini legislasi untuk menghapus hambatan prosedural dan lolos.
Baca Juga
Seperti diketahui, government shutdown sebagian dimulai sejak Sabtu (20/1/2018) pukul 00:01 waktu setempat. Ini terjadi setelah Senat Demokrat dan sebagian dari Republik memilih untuk memblokir pendanaan sementara hingga 16 Februari 2016. Hasil pemungutan suara yakni 50-49, tidak sampai 60.
Usulan Trump tersebut, seperti dilansir dari Reuters, hampir segera ditolak oleh Pemimpin Senat Republik Mitch McConnell.
Melalui juru bicaranya, dia menegaskan Senat Republik menentang perubahan peraturan hingga undang-undang untuk mendanai pemerintah dan mengakhiri government shutdown.
"Konferensi Partai Republik menentang perubahan peraturan terkait legislasi," ujarnya melalui surat elektronik.