Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku usaha memperkirakan target kemandirian etilen pada 2021—2022 yang dipatok pemerintah akan sulit tercapai. Untuk mendorong peningkatan produksi, industri memerlukan lebih banyak investor swasta yang masuk ke sektor ini.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan saat ini bahan pembuat kemasan dan plastik itu masih minus 600.000 ton dari kebutuhan 1 juta ton.
"Kalau dengan peningkatan kapasitas Chandra Asri [PT Chandra Asri Petrochemical Tbk] dan Titan [Lotte Chemical Titan Holding] masih kurang 200.000 ton lagi pada 2021," kata Fajar ketika dihubungi Bisnis, Kamis (18/1).
Dia mengatakan saat ini ada rencana PT Pertamina (Persero) untuk masuk ke industri petrokimia ini seiring dengan rencana revitalisasi kilang yang dilakukan seperti di Balikpapan dan Cilacap. Namun karena bahan baku yang digunakan merupakan nafta yang juga digunakan sebagai bahan pencampur memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM), Fajar memperkirakan perseroan akan mendahulukan alokasi nafta untuk memproduksi BBM. Kontribusi nafta mencapai 80% dari total bahan baku industri aromatik, olefin, dan plastik. Sisanya adalah kondesat yang dapat ditemukan di dalam negeri.
Meski begitu, Fajar mengatakan tidak tertutup kemungkinan ada investor yang masuk dan mengajukan izin ke pemerintah. Dia berharap investasi itu segera direalisasikan.
Dengan kondisi saat ini, industri kemasan maupun plastik sangat bergantung dengan bahan baku dari impor.