Bisnis.com, SEMARANG - Kebijakan pemerintah melakukan impor beras akan merugikan para petani karena berimbas pada jatuhnya harga beras lokal.
"Impor beras menjelang panen raya akhir Januari hingga Februari 2018 tidak tepat. Itu sama saja membuat petani menjadi miskin dan menangis," kata Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah Riyono di Semarang, Kamis (18/1/2018).
Menurut dia, adanya impor beras saat panen raya menjadi salah satu bentuk perlakuan yang tidak adil dari pemerintah kepada petani yang sudah membanting tulang dan bekerja keras untuk tersedianya kebutuhan pangan di tingkat nasional.
Dia mengungkapkan, impor beras akan berdampak, khususnya bagi petani di Provinsi Jateng yang dicanangkan sebagai lumbung pangan nasional dengan program peningkatan produksi dan pemasaran beras unggulan.
“Kami meminta agar pemerintah tidak melakukan impor beras karena akan merusak harga beras lokal serta harga gabah petani menurun,” ujarnya.
Baca Juga
Jika tetap mau melakukan impor beras, kata Riyono, pemerintah diminta membuat perencanaan yang matang dengan menggunakan sumber data yang baik dan valid.
Perencanaan yang matang itu bisa melibatkan unsur-unsur terkait dalam merumuskan kebijakan dengan tetap mengedepankan semangat menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Dinas Pertanian Provinsi Jateng memastikan daerah mana saja yang akan panen pada Fabruari dan Maret 2018 sebagai perhitungan stok cadangan beras.
"Ini mesti dihitung betul, kalau impor beras terjadi dan dua bulan lagi turun atau masuk ke Tanah Air. Saya khawatir masuknya impor beras pas panen raya sehingga harga beras nanti jatuh lagi, kita coba antisipasi berdasarkan pengalaman kemarin," katanya.
Setelah diketahui jumlah cadangan beras di Jateng, Bulog diminta langsung melakukan tindakan yang diperlukan, terutama di sentra-sentra yang mengalami kenaikan harga beras cukup fluktuatif.