Bisnis.com, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi mengatakan kenaikan harga ayam disebabkan makin tingginya biaya pokok produksi di tingkat peternak.
Menurutnya, faktor tersebut didorong akibat pakan yang dibutuhkan untuk produksi gading ayam per kilogram semakin meningkat. Biasanya untuk menghasilkan 1 kg daging ayam dibutuhkan hanya 1,65 kg pakan. Namun saat ini meningkat menjadi 1,75 kg.
“Selain itu pertumbuhan ayam cenderung melambat. Jika biasanya umur 24 hari beratnya sudah mencapai 1,2 hingga 1,4 kg, saat ini beratnya hanya 1 kg,” kata Sugeng kepada Bisnis, Rabu (17/1/2018).
Sementara itu, kenaikan harga daging ayam juga diakibatkan tingkat kesehatan ayam yang tidak maksimal. Hal ini ditandai dengan daya hidup ayam hanya 90% - 93%. Apalagi selama beberapa waktu terakhir cuaca buruk terjadi di sejumlah wilayah, sehingga menurunkan angka produksi.
“Ini yang menyebabkan tingginya biaya pokok produksi,” kata dia.
Sementara Kementerian Perdagangan akan menurunkan tim untuk menelisik penyebab masih tingginya harga telur dan ayam di pasaran. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti mengakui kenaikan harga dua komoditas itu cukup mengkhawatirkan.
Baca Juga
Berdasarkan pusat informasi harga pangan strategis nasional (PIHPSN) pada Selasa (16/1), harga daging ayam menyentuh angka Rp34.700/kg dan telur ayam Rp25.200/kg.
Sementara itu, pada 20 November 2017, harga daging ayam dan telur ayam masing-masing masih ada di level Rp31.350/kg dan Rp22.050/kg.