Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II cabang Ciwandan, Banten, menggandeng Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) untuk menerapkan digitalisasi layanan angkutan barang dan peti kemas guna mendukung program digital port menyeluruh di pelabuhan tersebut.
General Manager Pelindo II cabang Banten Armen Amir mengatakan saat ini seluruh truk dan trailer yang melayani pelabuhan Ciwandan Banten sudah terintegrasi dengan sistem layanan kapal dan barang berbasis elektronik yang diimplementasikan di pelabuhan Ciwandan Banten.
"Ada lebih dari 1.000 unit truk yang sudah kami identifikasi lewat truk identity document (TID), dan sudah bisa terdeteksi di gate masuk dan gate keluar. Bisa langsung termonitor truk yang tidak ada order pengangtkutan tidak akan punya akses masuk dan truk yang memuat muatan dan delivery juga bisa terkontrol dari control room," ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (16/1/2017).
Armen mengatakan pihaknya juga melakukan sterilasi seluruh kawasan Pelabuhan Ciwandan dan melaksanakan penataan lahan dan optimalisasi fasilitas yang selama ini kurang produktif.
"Berkat penataan yang kami lakukan dan optimalisasi itu, pada 2017 Pelabuhan Ciwandan berhasil meraup pendapatan lebih dari Rp400 milliar dengan laba bersih Rp125 milliar," paparnya.
Sementara itu, di Pelabuhan Tanjung Priok digitalisasi layanan trucking sedang dipersiapkan menyusul banyaknya jumlah truk dan trailer yang beroperasi di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
Berdasarkan data yang diperoleh Bisnis, terdapat rata-rata 10.000 unit setiap harinya yang truk pengangkut barang dan peti kemas yang keluar masuk melayani Pelabuhan Tanjung Priok.
Sebelumnya, Ketua Aptrindo DKI Jakarta Mustadjab Susilo Basuki mengatakan implementasi sistem digitalisasi dalam bisnis angkutan barang dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok dapat dilaksanakan pada triwulan pertama 2018 setelah dirampungkannya kordinasi persiapan dengan seluruh stakeholders dan instansi terkait.
Ketua DPD Aptrindo DKI Jakarta, Mustadjab Susilo Basuki mengatakan, dengan digitalisasi itu diharapkan dapat menekan biaya logistik dari dan ke Priok di atas 10% sedangkan penghematan biaya operasional pengusaha truk bisa mencapai di atas 25%.
"Sudah saatnya kita siapkan dan implementasikan sistem digital (digitaliasi) bisnis angkutan barang. Apalagi 65% volume ekspor impor nasional dilayani melalui pelabuhan Priok," ujarnya.
Mustadjab juga mengatakan dengan digitaliasi bisnis angkutan barang bisa menghilangkan pungli dan adanya keteraturan pergerakan truk sesuai jadwal pengangkutannya/delivery dari dan ke Priok.
"Digitalisasi bisnis angkutan barang juga bisa memperoleh data akurat pergerakan truk dan berapa besar supply dan demand-nya di pelabuhan," paparnya.
Menurut dia, selama ini di Pelabuhan Priok tidak ada data akurat pergerakan truk dari dan ke pelabuhan tersebut setiap harinya sehingga menyulitkan pihak terkait dan rekayasa lalu lintas.