Bisnis.com, JAKARTA—Ketergantungan industri farmasi nasional terhadap bahan baku impor yang sangat tinggi dapat mulai berkurang jika pemerintah benar-benar menerapkan aturan tentang tingkat kandungan dalam negeri atau TKDN.
Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Farmasi (GP Farmasi) Darodjatun Sanusi mengatakan pemberlakuan TKDN diharapkan menjadi salah satu kebijakan yang dapat menarik minat investor.
“Sehingga industri bahan baku di dalam negeri bisa berkembang,” ujarnya di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Dia juga menilai regulasi TKDN selaras dengan Inpres Nomor 2 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
Darodjatun menyebutkan saat ini telah ada sembilan investor yang akan menanamkan modalnya untuk penggarap pasar penyediaan bahan baku farmasi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, beberapa perusahaan juga menggunakan skema kerja sama patungan (joint venture) khususnya dalam penyediaan teknologi yang belum dimiliki oleh perusahaan lokal.
“Semuanya [investor] dari dalam negeri, dan belum ada investasi yang 100% dari luar negeri. Saya berharap investasi tersebut sudah mulai dirasakan hasilnya pada 2019,” jelasnya.
Namun, saat ditanya lebih jauh terkait nilai investasi tersebut, dia enggan berkomentar lebih jauh untuk menjawab pertanyaan Bisnis.com.
“Nanti saja lah tidak enak dengan investor dari luar, saya juga diminta untuk tidak menyebutkan,” terangnya.
Dalam catatannya, industri farmasi nasional dapat mengimpor bahan baku kebutuhan obat dengan nilai mencapai US$2,5 miliar sampai dengan US$2,7 miliar setiap tahun. Angka tersebut belum termasuk nilai impor kemasan yang masuk ke dalam negeri.
Setiap tahunnya, sebesar 95% dari total kebutuhan bahan baku diperoleh dengan cara mengimpor. Adapun, negara penyumbang terbanyak kebutuhan bahan baku farmasi nasional adalah China dengan porsi 55% sampai dengan 57%, disusul kemudian India dan berbagai negara lainnya. Realisasi investasi dapat memasok hingga 15 jenis bahan baku farmasi nasional. “Tapi belum bisa dihitung seberapa besar pengaruhnya terhadap penurunan impor bahan baku obat secara keseluruhan,” ujarnya.