Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Diminta jangan Pusing dengan Kebijakan Impor Beras

Pemerintah mengimbau petani agar tidak terombang-ambing dengan adanya kebijakan impor beras, kata Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementan Siti Munifah.
Petani bersiap menanam padi/Antara-Basri Marzuki
Petani bersiap menanam padi/Antara-Basri Marzuki

Bisnis.com, BANYUMAS --Pemerintah mengimbau petani agar tidak terombang-ambing dengan adanya kebijakan impor beras, kata Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementan Siti Munifah.

"Kita bersyukur, setiap saat ada panen dan setiap saat juga melakukan pertanaman. Kita tidak perlu terombang-ambing dengan ketetapan bahwa tetap ada impor (beras) masuk, tetapi kita tetap menunjukkan prestasi bahwasanya terbukti hari ini panen, di sebelah sana juga ada yang memulai tanam," katanya seperti ditulis Antara, Minggu.

Munifah mengatakan hal itu kepada wartawan usai panen perdana dalam program upaya khusus Kementan berupa percepatan masa tanam di lahan seluas 42,5 hektare milik Kelompok Tani Bumi Jaya, Desa Tinggarjaya.

Menurut dia, keberhasilan petani dalam program percepatan masa tanam itu tidak lepas dari peran aktif bintara pembina desa (Babinsa) dan penyuluh dalam menggerakkan masyarakat untuk bisa terus bersama-sama melakukan pertanaman.

"Ini kita bisa lihat buktinya, hari ini walaupun hujan, walaupun kemarin cuaca tidak bagus, tetapi di sini tetap ada panen raya seluas 350 hektare (luas lahan sawah di Desa Tinggarjaya, red.)," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Andriko Noto Susanto mengatakan pihaknya ingin memastikan bahwa percepatan tanam tidak masalah.

"Buktinya, kita majukan satu bulan dan (saat) ini panen. Panennya bagus," ucapnya.

Selain itu, kata dia, Desa Tinggarjaya merupakan daerah endemis wereng batang cokelat (WBC) sehingga pihaknya memasukkan teknologi jarwo WBC yang salah satu komponen pentingnya menggunakan varietas Inpari 33.

Ia mengatakan beberapa waktu lalu, ada serangan WBC terhadap 70.000 hektare tanaman padi di seluruh Indonesia.

Menurut dia, serangan WBC terhadap sekitar 0,4 persen dari total luasan tanaman padi di seluruh Indonesia itu dinilai oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman merugikan petani.

Oleh karena itu, kata dia, Menteri Pertanian mengambil langkah cepat dengan menjadikan area yang terserang WBC tersebut sebagai lahan demonstrasi area (demarea).

"Kemudian Badan Litbang Pertanian memperkenalkan teknologi jarwo super WBC, salah satu komponennya Inpari 33. Ini kita buktikan bersama, bisa kita lihat, hasilnya bagus dan tidak ada serangan WBC di Banyumas untuk musim tanam ini," jelasnya.

Ia mengharapkan varietas Inpari 33 dapat dijadikan sebagai rekomendasi utama untuk daerah-daerah endemis WBC.

Berdasarkan hasil penghitungan secara ubinan, hasil panen padi Inpari 33 di lahan tersebut mencapai 9 ton gabah kering panen per hektare.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper