Bisnis.com, JAKARTA -- Pengamat berpendapat Bank Indonesia harus fokus memperhatikan kebijakan pelonggaran moneter yang dilakukan karena sejauh ini tidak berdampak apa-apa terhadap kemajuan ekonomi.
Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Pieter Abdullah Redjalam berpendapat bahwa suku bunga yang turun, seharusnya diikuti dengan bunga kredit, dan investasi yang meningkat.
"Tetapi kita di sini melihat dana pihak ketiga tumbuh pesat, ini anomali," katanya dalam Kunjungan Media di Bisnis Indonesia Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Sebagai catatan, penghimpunan DPK perbankan hingga akhir Agustus 2017 tumbuh sebesar 9,6% yoy.
Piter berpendapat, kebijakan moneter saat ini belum berhasil dalam menstimulasi pemilik modal untuk berinvestasi.
Dia mengatakan penyaluran kredit tumbuh sangat rendah sekitar 8%, tetapi banyak bank-bank besar malah mendapatkan keuntungan tinggi.
"How come padahal tugas bank adalah menyalurkan kredit," imbuhnya.
Dia mengatakan permasalah dasar ini yang membuat target pertumbuhan ekonomi sulit untuk dicapai dan mengharapkan dapat diperhatikan oleh pemerintah.