Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Penyesuaian Operator Alat, Produktivitas R/D di JICT Melambat

PT Jakarta International Container Terminal (JICT) menyatakan adanya pelambatan sementara terhadap produktivitas kegiatan penerimaan dan pengeluaran peti kemas atau Receiving/Delivery (R/D) di terminal karena adanya penyesuaian petugas operator peralatan bongkar muat di terminal sejak awal bulan ini.
Suasana bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/9)./JIBI-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/9)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Jakarta International Container Terminal (JICT) menyatakan adanya pelambatan sementara terhadap produktivitas kegiatan penerimaan dan pengeluaran peti kemas atau Receiving/Delivery (R/D) di terminal karena adanya penyesuaian petugas operator peralatan bongkar muat di terminal sejak awal bulan ini.

Wakil Dirut JICT Riza Erivan mengatakan pihaknya menargetkan seluruh kegiatan R/D sudah berjalan normal pada awal Februari 2018, dengan tingkat produktivitas yang sudah ditetapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). 

"Kami akui ada pelambatan kegiatan R/D dan itu sifatnya hanya sementara. Hal ini dampak peralihan operator di JICT. Perlu waktu untuk operator baru menyesuaikan dengan pekerjaan baru walaupun tidak semuanya baru. Kami mohon maaf atas kelambatan ini dan kami harapkan situasi ini tidak terlalu lama," ujarnya kepada Bisnis, Senin (8/1/2018).

Riza mengatakan, mulai 1 Januari 2018, JICT melakukan peralihan tenaga outsourcing operator alat bongkar muat jenis Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC) di terminal tersibuk yang melayani ekspor impor di pelabuhan Tanjung Priok tersebut.

Sebelumnya, vendor operator alat bongkar muat di JICT dilakukan oleh PT Empco Logistic tapi setelah dilakukan tender secara transparan, manajemen memutuskan mulai awal 2018, vendor operator alat bongkar muat beralih ke PT Multi Tally Indonesia (MTI).

"Targetnya, paling lambat pada awal bulan depan sudah normal kembali seluruh kegiatan R/D di JICT ," tuturnya.

Sekretaris Umum DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Adil Karim mengatakan sejak awal bulan ini telah dirasakan pelambatan kegiatan R/D di lapangan JICT dari biasanya sehingga barang impor terlambat sampai di gudang pemilik atau pabrik.

"Forwarder di komplain consigne atau pabrik lantaran kargo impornya tiba di gudang tidak sesuai dengan perjanjian awal. Dampaknya ada lost produksi mereka dan biaya penumpukan bertambah dan yang pasti dwelling time terganggu dan menambah biaya logistik," ujarnya.

Adil juga mendesak manajemen JICT untuk dapat mengawasi percepatan kegiatan R/D di lapangan agar segera kembali normal.

Pasalnya, imbuhnya, dampak pelambatan produksi dan operasional alat di JICT juga memengaruhi kegiatan angsur peti kemas impor yang wajib diperiksa pabean dan karantina ke lapangan behandle Graha Segara.

"Juga berdampak pada kegiatan penarikan peti kemas impor yang belum clearance pabean dan harus dilakukan pindah lokasi penumpukan atau over brengen dari JICT ke tempat penumpukan sementara di wilayah pabean pelabuhan Priok," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhmad Mabrori
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper