Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Tahun, Kok Pangan Tak Kunjung Turun?

Sejumlah komoditas pokok mengalami kenaikan harga di pasar sejak Desember hingga memasuki tahun baru akibat tingginya permintaan dan hasil pangan yang cenderung menurun.
Telur ayam./.Istimewa
Telur ayam./.Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah komoditas pokok mengalami kenaikan harga di pasar sejak Desember hingga memasuki tahun baru akibat tingginya permintaan dan hasil pangan yang cenderung menurun.

Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan signifikan seperti daging ayam, telur, cabe hingga gula pasir. Pemerintah mengaku telah melakukan sejumlah upaya untuk menstabilkan harga, namun tidak berdampak signifikan pada penurunan nilai komoditas pangan.

Direktur Institute for Develompent of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati Mengatakan faktor utama kenaikan harga menyangkut ketersediaan pangan dan permintaan. Ditambah lagi kecenderungan masyarakat yang lebih banyak melakukan pembelian kebutuhan pokok, sehingga membuat harga meningkat karena ketersediaan yang terbatas.

“Kalau ada gejolak di lapangan, berarti ada persoalan di sisi suplay,” kata Enny kepada Bisnis.

Menurutnya, Menteri Pertanian selama ini mengaku pasokan pangan di masyarakat cukup, hingga berencana untuk ekspor. Namun bukti kenaikan komoditas pokok menjadi salah satu tanda bahwa ketersediaan pangan sendiri belum terpenuhi di masyarakat.

Indef juga menilai kenaikan pada saat Natal dan Tahun Baru merupakan persoalan klasik. Pasalnya, harga pangan selama ini ditentukan sendiri oleh pengusaha komoditas tertentu. Mereka disebut dapat bebas menjadi price maker sehingga kondisi ini terpaksa diikuti oleh distributor hingga penjual di pasaran.

“Saat ada musim Hari Raya, Tahun Baru, [price maker] ini bisa menentukan harganya dinaikkan atau tidak,” paparnya.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah diminta tegas dalam memberikan sangsi kepada pengusaha yang kerap kali menaikan harga saat momen besar. Apalagi kini sejumlah komoditas pokok telah ditentukan dalam harga acuan pangan dari Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag).

Pada Permendag Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen, pemerintah mengatur soal harga sembilan bahan pokok komoditas sebagai upaya stabilisasi harga.

Kesembilan bahan pokok itu ialah beras, jagung, kedelai, gula, minyak goreng, bawang merah, bawang merah daging beku daging ayam ras, hingga telur ayam ras. Permendag itu mengatur acuan harga untuk di tingkat petani/peternak dan konsumen. Namun kerap kali saat di pasaran, harga komoditas tersebut berbeda dengan beleid yang ada.

Selama ini, pemerintah dinilai acap kali mengambil langkah instan untuk menghadapi kenaikan harga komoditas dengan memberlakukan harga eceran tertinggi (HET) di tengah kondisi pasar yang tidak sehat.

Struktur pasar yang dimaksud ialah kehadiran sistem oligopoli atau pengaturan penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusaha pangan besar. “Di sini perlu adanya kehadiran pemerintah, dengan tidak memberi ruang oligopoli agar tidak menjadi price maker,” tutur dia.

Di sisi lain kenaikan harga turut dipicu dengan pertumbuhan volume komoditas yang cenderung stagnan. Semakin banyaknya konversi hutan menjadi nonlahan, turut membuat produksi pangan menurun saat pertumbuhan manusia mengalami peningkatan terus menerus.

 

 

Tabel

Bahan Pokok

Harga 8/12/2017

Harga 5/1/2018

Sesuai Permendag

Beras

11.700

11.800

9.500

Daging ayam

32.200

34.700

32.000

Telur ayam

26.900

26.250

22.000

Bawang merah

26.450

26.450

32.000

Cabai merah

37.950

38.200

 

Cabai rawit

43.400

45.350

 

Gula pasir

14.300

14.250

12.500

 
 
Permendag 27/2017
Data PUSAT INFORMASI HARGA PANGAN STRATEGIS NASIONAL

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper