Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENURUNAN KETIMPANGAN: Peningkatan Upah Sektor Informal Bisa Jadi Solusi

Bisnis.com, JAKARTA -- Peningkatan upah di sektor informal perkotaan dapat menjadi solusi mempercepat penurunan ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia tahun ini yang ditarget mencapai 0,38.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Peningkatan upah di sektor informal perkotaan dapat menjadi solusi mempercepat penurunan ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia tahun ini yang ditarget mencapai 0,38.

Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) M.Sairi Hasbullah mengungkapkan, peningkatan upah sektor informal harus menyentuh pekerja dari kelompok 10%-20% terbawah masyarakat perkotaan sehingga mampu mempercepat penurunan Gini Ratio atau rasio ketimpangan.

"Caranya dengan memberikan peluang lebih tinggi untuk terjadinya kenaikan upah dan pendapatan bagi mereka yang berusaha dari lapisan bawah," ungkap Sairi, Selasa (2/1/2018).

Seperti diketahui, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia pada September 2017 mencapai 0,391, atau turun tipis dibandingkan dengan 0,393 pada Maret 2017.

Adapun. Gini ratio di daerah perkotaan pada September 2017 mencapai 0,404. Angkanya turun dibandingkan dengan 0,407 pada Maret 2017. Sementara itu, Gini ratio di perdesaan pada periode tersebut tercatat mencapai 0,320 atau stagnan dibandingkan dengan rasio Maret 2017.

Menurut BPS, ketimpangan selama periode Maret-September 2017 oleh beberapa faktor. Pertama, Survei Sosial Nasional (Susenas) menunjukan bahwa rata-rata pengeluaran per kapita per bulan kelompok penduduk 40% terbawah dan 40% menengah mengalami kenaikan yang lebih cepat dibandingkan dengan penduduk kelompok 20% teratas.

Kenaikan rata-rata pengeluaran per kapita pada periode itu Maret-September 2017 untuk kelompok 40% terbawah, 40% menengah dan 20% teratas masing-masing sebesar 6,31%, 6,25% dan 5,06%.

Kedua, kenaikan rata-rata pengeluaran per kapita per bulan penduduk kelompok 40% terbawah di daerah perkotaan meningkat lebih cepat dibandingkan dengan kelompok 40% menegah dan 20% teratas. Kenaikan rata-rata untuk kelompok 40% terbawah, 40% menengah dan 20% teratas di perkotaan mencapai masing-masing 7,10%, 4,71%, dan 4,84%.

Ketiga, di perdesaan, terjadi pola yang berbeda dari perkotaan. Kenaikan rata-rata pengeluaran per kapita per bulan kelompok penduduk desa 40% menengah meningkat lebih cepat dibandingkan dengan penduduk kelompok 40% terbawah dan kelompok 20% teratas. Kenaikan rata-rata pengeluaran per kapita Maret-September 2017 untuk kelompok 40% terbawah, 40% menengah dan 20% teratas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper