Bisnis.com, JAKARTA--Schneider Electric ikut berpartisipasi dalam proyek Pembangkit Listrik Mesin Gas Mobile Power Plant (PLTMG MPP) Holtekamp Jayapura 50 MW dan proyek PLTMG MPP Kalibobo Nabire 20 MW yang berpusat di Nabire.
Proyek tersebut merupakan tahap awal dari mega proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW di Papua dan untuk mendukung Program Papua Terang 2020 yang dicanangkan oleh manajemen PLN Wilayah Papua dan Papua Barat.
Xavier Denoly, Country President Schneider Electric Indonesia, mengatakan pada kedua PLTMG MPP tersebut Schneider Electric menghadirkan solusi terintegrasi dari mulai project management hingga pemasangan di lapangan, yaitu Electrical House (E-House) atau Power House
"Solusi distribusi listrik kami terintegrasi dalam satu sub-station yang terdiri dari panel listrik medium voltage (MV) dan low voltage (LV), transformer, HVAC, UPS serta sistem pengelolaan dan kontrol bangunan," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (21/12/2017).
Solusi ini dibangun berkolaborasi dengan PT Pembangunan Perumahan sebagai pihak pemasok engineering, procurement and construction (EPC) utama. Xavier menyatakan langkah tersebut menjadi bukti komitmen perushaaan untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan program nasional pembangkit listrik 35.000 MW.
"Dalam hal ini untuk memperkuat sistem kelistrikan di wilayah Papua dan Papua Barat, khususnya Jayapura dan Nabire," ujar Xavier.
E-House dari Schneider Electric dibuat, dirakit, dan diuji sebelumnya di pabrik (pre-fabricated) dan dikirim sebagai solusi terintegrasi penuh untuk memenuhi berbagai kebutuhan di lapangan. Metode ini telah terbukti dapat mengurangi waktu konstruksi serta mengoptimalkan biaya transportasi dan pemasangan secara signifikan.
Dari sisi sumber daya manusia pun jauh lebih efisien karena perakitannya dilakukan di satu tempat. Selain itu, E-House juga dilengkapi dengan EcoStruxure Grid yang merupakan bagian dari arsitektur dan platform EcoStruxure yang terbuka dan beroperasi dengan bantuan Internet of Things (IoT).
EcoStruxure Grid dapat menyederhanakan kompleksitas operasional grid, mengoptimalkan pengelolaan aset serta memanfaatkan berbagai peluang baru yang diciptakan oleh digitalisasi di bidang utilitas.
Mochammad Ichsan, Senior Project Manager Pembangunan Perumahan, menuturkan kehadiran PLTMG MPP Holtekamp Jayapura 50 MW dan PLTMG MPP Kalibobo Nabire 20 MW diharapkan mampu menjawab persoalan listrik masyarakat setempat sekaligus meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mereka.
Dengan pasokan listrik yang cukup dan stabil, lanjutnya, kegiatan perekonomian dapat berjalan dengan lebih lancar dan produktif dan sumber daya manusia lokal juga dapat terserap untuk bekerja di proyek pembangkit tersebut.
Adapun, melalui pembangunan PLTMG MPP tersebut, rasio elektrifikasi di Papua diharapkan akan mencapai lebih dari 85,96% pada tahun 2020 mendatang, dengan total tambahan daya sebesar 320 MW untuk wilayah Papua dan Papua Barat.