Bisnis.com, JAKARTA—Konsumsi acrylic acid akan terus meningkat seiring dengan kebutuhan produk higiene yang juga semakin besar.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) mengatakan saat ini konsumsi acrylic acid di Asia Tenggara dan Indonesia masih rendah dibandingkan dengan produk turunan propylene lainnya. Di kawasan Asia Tenggara, produk ini berkontribusi 2% dari kontribusi propylene secara keseluruhan, sedangkan di Indonesia berkisar 9%.
“Konsumsi acrylic acid walaupun sekarang masih kecil, nanti akan naik. Kebutuhan untuk produk hygiene bakal lebih besar, seperti untuk pampers dan pembalut wanita,” ujarnya.
Acrylic acid merupakan salah produk turunan dari propylene yang memiliki daya serap cairan tinggi. Saat ini acrylic acid dapat menyimpan air dengan perbandingan 1:1.000 dan dengan perkembangan teknologi. Ke depan tingkat penyerapan acrylic acid juga akan terus meningkat.
Selain digunakan dalam produk hygiene, acrylic acid juga dapat digunakan di sektor pertanian sebagai media tanam yang dapat menyimpan air lebih lama.
Secara keseluruhan konsumsi propylene dalam negeri pada 2017 diperkirakan mencapai 4,8 juta ton dan terus naik hingga mencapai 5,5 juta ton pada 2021. Penggunaan propylene didominasi oleh produk kemasan dan sektor otomotif.
Fajar menyatakan sektor penerbangan menjadi pasar potensial untuk produk polymer. “Sebanyak 40% dari badan pesawat itu berupa polymer, ke depan akan banyak diproduksi pesawat untuk jarak pendek karena kapasitas bandara semakin menurun,” ujarnya.