Bisnis.com, JAKARTA—PT Polytama Propindo menargetkan dapat meningkatkan kapasitas produksi polypropylene menjadi 300.000 ton per tahun pada 2019.
Fajar Budiyono, Manager Commercial Polytama, mengatakan peningkatan kapasitas tersebut akan dilakukan secara bertahap. Pada tahun ini, produksi polypropylene perseroan mencapai 180.000 ton per tahun.
"Tahun depan naik jadi 240.000 ton dan 2019 menjadi 300.000 ton," katanya di Jakarta, Senin (18/12/2017).
Untuk meningkatkan kapasitas produksi tersebut, perseroan menghabiskan dana senilai US$10 juta. Selain melakukan perluasan pabrik, Polytama juga tengah menggodok rencana pendirian pabrik baru, yaitu Polytama II, yang direncanakan rampung pada 2020 atau 2022.
Study kelayakan pembangunan pabrik tersebut telah selesai dilaksanakan, tetapi perseroan masih membahas terkait bahan baku yang akan digunakan, termasuk prophane, naptha, atau methane. Selain itu, lokasi pabrik hingga saat ini juga belum menemui titik temu.
Polytama mengandalkan bahan baku dari Pertamina dan sebagian kecil berasal dari impor. Keran impor akan dibuka sewaktu-waktu apabila pasokan dari Pertamina mengalami masalah.
"Kapasitas impor kami 1.000 ton per hari, kami impor dari negara Asean," katanya.
Fajar menuturkan untuk investasi hulu petrokimia, investor memerlukan jaminan pasokan bahan baku dan kejelasan implementasi insentif, seperti tax holiday dan tax allowance.
"Perlindungan industri dalam negeri, non-tariff barriers juga harus dipakai, seperti dengan India, produk mereka bebas masuk ke sini, sedangkan produk Indonesia di sana kena safeguard," jelas Fajar.