Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HIPMI: 142 Pembangkit Energi Terbarukan Mangkrak

Sebanyak 142 proyek energi baru dan terbarukan senilai Rp1,17 triliun yang dikerjakan Kementerian ESDM mangkrak.
Ilustrasi: Direktur Utama PLN Sofyan Basir saat menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik pembangkit energi baru terbarukan (EBT) antara PLN dan 11 pengembang Independent Power Produser (IPP), disaksikan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan (dari kanan), Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana, di Jakarta , Jumat (8/9/2017)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Ilustrasi: Direktur Utama PLN Sofyan Basir saat menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik pembangkit energi baru terbarukan (EBT) antara PLN dan 11 pengembang Independent Power Produser (IPP), disaksikan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan (dari kanan), Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana, di Jakarta , Jumat (8/9/2017)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA—Sebanyak 142 proyek energi baru dan terbarukan senilai Rp1,17 triliun yang dikerjakan Kementerian ESDM mangkrak.

Wakil Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Yaser Palito mengatakan, hal tersebut berdasarkan data Badan Pemeriksa Keuangan dan dari hasil audit di lapangan, sepangan tahun ini.

Menurutnya, proyek energi tersebut terbengkalai sebagai dampak dari regulasi yang selama ini tidak konsisten (inkonsisten) atau kerap berubah.

"Ini dampak dari inkonsistensi regulasi yang ESDM tidak mau perbaiki,” ujar Yaser, melalui keterangannya, Minggu (17/12/2017).

Kondisi 142 EBT tersebut dapat dicegah dari mangkrak bila regulasi investasi EBT cukup mendukung. Sehingga sejak awal pengerjaan proyek energi bersih tersebut dikerjakan secara profesional.

Yaser mengatakan, pada saat disusun harga energi terbarukan pada 2009, harga listrik dibuat semenarik mungkin guna menarik minat swasta.

Namun belakangan, berbagai revisi membuat peminat energi hijau menurun. Dikatakannya, kebijakan ESDM akhir-akhir ini membuat perbankan dalam negeri sulit memberikan pinjaman kepada pengusaha karena sudah dipatok dengan tarif tetap dan rendah.

Yaser mengatakan, kondisi investasi EBT di Indonesia tidak bisa disamakan dengan di Uni Emirat Arab yang menjual dengan harga murah hanya US$ 2 sen per kwh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper