Bisnis.com, JAKARTA – Untuk pertama kalinya, Asian Development Bank menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah di pasar global.
Berdasarkan keterangan dari laman resmi Asian Development Bank (ADB), obligasi senilai Rp1 triliun atau sekitar US$74 juta itu memiliki tingkat bunga tetap selama 11 tahun dengan jatuh tempo pada Desember 2028.
Schneider Siahaan, Direktur Strategis dan Portofolio Utang Kemenkeu, mengatakan penerbitan obligasi ini merupakan langkah penting untuk memperkuat diversifikasi instrumen pembiayaan infrastruktur, serta mengembangkan pasar modal Indonesia.
“Benefitnya dapat dana dari investor luar negeri. Ya bisa juga [untuk menghindari perebutan dana/crowding out [di dalam negeri],” ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (8/12/2017).
JP Morgan menjadi underwriter – sekaligus lead manager tunggal – surat utang ini. Penerbitan ini menghasilkan kupon setengah tahunan sebesar 6,30%. Hasil penjualan akan digunakan untuk mendukung pinjaman dengan mata uang lokal dari ADB di Tanah Air.
Pada 2016, ADB menyetujui US$1.256 miliar sovereign loans dan US$470 juta non-sovereign di Indonesia. Bendahara ADB Pierre Van Peteghem mengatakan ada komitmen yang kuat untuk memperdalam wadah, memperpanjang tenor, dan mendiversifikasi kombinasi mata uang untuk mendukung operasi pinjaman.
Baca Juga
“Pertumbuhan pasar obligasi berdenominasi mata uang lokal sangat penting bagi negara-negara berkembang di Asia. Kami sangat senang sekarang bisa memperluas ke rupiah Indonesia,” jelas Pierre.